Kenapa Fans K-pop ‘Galak-galak’? Psikolog Singgung Dampak Celebrity Worship

Kenapa Fans K-pop ‘Galak-galak’? Psikolog Singgung Dampak Celebrity Worship

Jakarta

Belakangan, media sosial X atau yang dulu Twitter sedang ramai membahas tentang banyaknya fans K-pop yang dianggap terlalu terobsesi dengan idolanya. Saat idolanya diserang, maka serangan balik akan dilancarkan dengan ‘membabi-buta’ oleh para fans yang kelewat fanatik.

Fenomena penggemar yang sangat terobsesi atau pemujaan berlebihan kepada idola mereka, sering disebut sebagai celebrity worship. Tanpa disadari kondisi obsesif ini dapat berdampak buruk pada fans itu sendiri.

Psikolog Joice Manurung mengatakan celebrity worship atau rasa sayang berlebihan ini akan membuat fungsi rasional seseorang menjadi berkurang.

“Karena dia menekan emosi. Ketika ada hal-hal yang ‘menyerang’ misalnya idolanya, karena itu orang yang dia kagumi, dia panuti, seakan-akan (serangan itu) menyerang dirinya,” kata Joice saat ditemui di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, Selasa (11/11/2025).

“Sehingga dia juga perlu membela diri. Seakan-akan itu juga menjadi bagian dari dirinya,” sambungnya.

Joice melanjutkan bahwa model pembelaan diri ini bisa bermacam-macam bentuknya.

“Dia bisa menyerang orang yang menyerang idolanya atau dia bisa melakukan barikade, perlindungan untuk orang yang dia puja,” katanya.

“Bisa mengajak orang lain untuk tidak melakukan sesuatu, demi melindungi idolanya. Karena dengan demikin (itu dirasa) juga melindungi dirinya,” sambungnya.

Batasan Dalam Mengidolai

Dikutip dari Verywell Mind, demi sebuah kesehatan mental seseorang, sebaiknya memang diperlukan batasan dalam konteks mendukung idola.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pemujaan berlebihan terhadap selebriti berkorelasi dengan kesehatan mental yang buruk dan perilaku maladaptif.

Untuk mendukung hal ini, pemujaan selebritas berlebihan dikaitkan dengan kesehatan psikologis yang buruk, termasuk kecemasan dan depresi, serta kecemasan dalam hubungan intim.

Sementara itu, tingkat pemujaan selebritas yang intens-personal dan ambang patologis ditemukan berkaitan dengan perilaku obsesif-kompulsif (OCD) yakni gangguan mental yang ditandai oleh pikiran yang mengganggu dan tidak diinginkan (obsesi) yang memicu dorongan untuk melakukan tindakan berulang (kompulsi) guna meredakan kecemasan.

Halaman 2 dari 2

(dpy/up)