Kementrian Lembaga: BKKBN

  • Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa – Halaman all

    Rumah Anak SIGAP Sokawera: Membentuk Generasi Emas dari Desa – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysna P

    TRIBUNNEWS.COM – Celotehan riang anak-anak terdengar dari sebuah bangunan di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Selasa (19/11/2024) siang. Suara-suara tersebut beriringan dengan derik serangga khas hutan di kaki Gunung Slamet.

    Saat menengok ke dalam, beberapa dari anak-anak tampak berlari, saling mengejar. Sementara yang lain, ada yang bermain bola, sedotan, dan menaiki kuda karet atau kuda-kudaan.

    Begitu juga dengan Bagas Ibrahim. Bocah berusia 3 tahun 4 bulan itu tampak asyik bermain. Namun, begitu mendengar namanya dipanggil sang ibu, Efi Muslimah, bocah tersebut langsung mendekat dan duduk di pangkuan.

    Sementara di hadapan Bagas, duduk seorang wanita bernama Ani yang membawa lima buah sedotan warna-warni.

    “Mas Bagas, Bunda punya lima sedotan. Coba Bagas tunjuk mana sedotan warna merah?” pinta Ani.

    Bagas langsung menunjuk sedotan merah.

    “Sekarang, coba tunjuk sedotan hijau,” ujar Ani lagi. Dengan sigap, Bagas menunjuk dan mengambil sedotan hijau dari tangan Ani.

    “Ini, ini,” serunya hingga ia berhasil menebak seluruh warna sedotan itu.

    “Selanjutnya, Bunda bawa 5 kartu, coba tunjuk mana angka 1,” kata dia.

    Meski sempat terlihat bingung, Bagas lantas mengambil kartu dengan tulisan 1. Begitu juga saat Ani memintanya menunjuk kartu angka 2, 3, 4, dan 5. 

    Selesai dengan Bagas, Ani beralih pada bocah lainnya. Satu per satu hingga semua selesai diajaknya bermain sambil belajar.

    Ya, beginilah suasana kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Rumah Anak SIGAP adalah pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun di Desa Sokawera.

    Rumah Anak SIGAP merupakan inisiatif lembaga filantropi, Tanoto Foundation dengan harapan kualitas pola pengasuhan anak usia dini dapat meningkat.

    Sudah satu tahun ini, Rumah Anak SIGAP menjadi saksi bertumbuh dan berkembangnya anak-anak usia dini di Desa Sokawera, sebuah desa yang berada di kaki Gunung Slamet.

    Ani yang menjadi koordinator mengatakan, ada 65 anak usia 0-3 tahun serta para orang tua yang menjadi penerima manfaat dari keberadaan Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Mereka terbagi ke dalam empat kelompok usia, yaitu: usia 0-6 bulan; usia 7-12 bulan; usia 13-24 bulan; dan usia 25-36 bulan.

    Sepekan sekali, mereka berkegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Setiap kegiatan akan didampingi koordinator dan fasilitator.

    “Tim pengurus Rumah Anak SIGAP terdiri dari satu koordinator dan empat fasilitator yang sebelumnya telah menjalani seleksi dan pelatihan dari Tanoto Foundation,” ujarnya kepada Tribunnews.com.

    Pemberian Stimulasi dan Peningkatan Pengasuhan

    Ani menjelaskan, kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera menitikberatkan pada pemberian stimulasi yang cukup bagi anak usia 0-3 tahun serta peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak.

    Seperti dalam kegiatan hari itu. Para fasilitator atau yang disapa bunda menggelar Kelas Bermain Bersama (KBB) dengan tema mencocokkan angka dan warna dengan alat peraga berupa sedotan warna-warni.

    Di hari lain, giliran para ibu yang mendapatkan materi terkait ilmu parenting. Sebut saja tentang tata cara pengasuhan dasar, pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), peran gender dalam pengasuhan, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan materi lain yang berkaitan dengan pengasuhan anak.

    Materi tentang pengasuhan bisa didapatkan dari tim pengurus Rumah Anak SIGAP yang setiap bulannya mengikuti coaching dari pihak Tanoto Foundation serta tokoh berkompeten yang diundang sebagai pembicara. Misalnya bidan, dokter, ahli gizi, tokoh agama, hingga akademisi.

    “Jadi tidak hanya anaknya yang belajar, orang tua yang mendampingi pun ikut sekolah. Mereka mendapatkan pengetahuan keterampilan agar dapat melakukan pengasuhan yang positif dan responsif,” ucap Ani.

    Ani mengatakan, keikutsertaan masyarakat dalam kegiatan Rumah Anak SIGAP masih bersifat sukarela. Siapapun yang memiliki anak dengan usia di bawah 3 tahun boleh ikut.

    Mereka tidak perlu membayar iuran. “Untuk saat ini, kami belum mengutip apapun dari orang tua karena semua kegiatan operasional masih didanai oleh Tanoto Foundation,” tambahnya. 

    Tantangan yang Dihadapi

    Selain memberikan dampak positif, keberadaan Rumah Anak SIGAP juga menghadapi beberapa tantangan

    Ani mengatakan, dalam menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera tak semudah yang dibayangkan. Hal ini diamini oleh seorang fasilator, Ana Rosalina.

    Di awal kehadirannya, yaitu pada Agustus 2023, masyarakat Desa Sokawera banyak yang belum memahami apa itu Rumah Anak SIGAP.

    Mereka masih bingung akan seperti apa kegiatan dan aktivitas di Rumah Anak SIGAP. Untuk menjaring peserta, tim pengurus rajin bersosialisasi melalui kegiatan posyandu, PKK, hingga media sosial.

    Hingga akhirnya, ada 80an anak usia dini yang terdaftar sebagai peserta layanan Rumah Anak SIGAP sejak diresmikan.

    “Dari 80 anak itu, yang sudah lulus ada 15 anak. Lulusnya karena usia mereka sudah di atas 3 tahun dan sisanya 65 anak masih menjadi penerima manfaat hingga sekarang,” kata Ana.

    Kendala lain yang dihadapi Ana dkk adalah mengubah pola asuh orang tua. Menurutnya, ini adalah bagian tersulit. Namun dengan pendekatan yang dilakukan, perlahan mulai ada perubahan pengasuhan.

    “Dulu pengasuhan anak dilakukan secara asal-asalan, misalnya masih banyak ibu yang anaknya belum 6 bulan sudah dikasih makan atau MPASI dini. Sekarang sudah tidak ada lagi,” tutur Ana.

    Ana menuturkan, mayoritas orangtua yang menjadi penerima manfaat Rumah Anak SIGAP adalah ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SMP dan SMA.

    Tingkat partisipasi juga menjadi satu tantangan yang dihadapi saat menjalankan Rumah Anak SIGAP Sokawera. 

    Terlebih pada kategori anak usia 0-6 bulan di mana mereka menjadi peserta paling sedikit di antara kelompok usia yang lain. Hanya ada 3 anak.

    Menurut Parsini, fasilitator lainnya, hal ini erat berkaitan dengan kepercayaan masyarakat setempat yang mana bayi yang belum berusia 40 hari, tidak boleh dibawa keluar rumah.

    “Pamali katanya kalau belum 40 hari sudah dibawa keluar rumah. Biasanya dilarang oleh simbah-simbah mereka,” kata dia.

    Mengetahui hal tersebut, pendekatan yang dilakukan Parsini lebih berfokus pada edukasi tentang hal positif seperti daya tahan tubuh.

    Tantangan lainnya ada pada tingkat kehadiran yang cenderung tak bisa sampai 100 persen untuk kelompok 0-6 bulan dan 6-12 bulan.

    “Tingkat kehadiran di dua kelas ini, rata-rata di angka 80 persen. Kalau yang kelompok usia atas, seringnya 100 persen karena mereka paling semangat saat berkegiatan di sini,” ujar Parsini.

    Dampak Nyata

    Parsini mengungkapkan, kehadiran Rumah Anak SIGAP di tengah Desa Sokawera telah memberikan dampak baik serta manfaat nyata bagi penerima layanannya.

    Anak-anak yang semula malu dan hanya mau dipangku sang ibu saat pertama kali datang, mereka kini lebih berani dan mudah berteman.

    Selain itu, tumbuh kembang anak-anak juga sesuai dengan tahapan. Jika masih ada anak yang mengalami keterlambatan, tim pengurus akan melakukan sejumlah langkah intervensi stimulasi demi mengejar ketertinggalan tersebut.

    Orang tua pun terlihat sepenuhnya dalam pengasuhan anak. “Nggak cuma momong aja, tapi mereka benar-benar memahami pola pengasuhan yang benar,” ujar Parsini.

    Dampak baik ini juga dirasakan oleh seorang ibu muda bernama Daryati. Ia mengatakan, ada banyak perubahan pada sang anak, Muhammad Candra (32 bulan) setelah mengikuti kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    “Candra sekarang lebih mudah bersosialisasi karena dulu sebelum bergabung di Rumah Anak SIGAP Sokawera, kegiatannya hanya bermain dengan saya di dalam rumah,” ungkapnya.

    Manfaat lainnya, kemampuan dasar seperti motorik kasar, motorik halus, sensorik, hingga bahasa dapat terstimulasi dengan baik.

    “Sekarang dia sudah bisa makan sendiri, pegang gunting walaupun hasil mengguntingnya belum rapi, pegang pulpen,” ujar warga  Dusun Semingkir tersebut.

    Meski demikian, Daryati tidak lepas tangan begitu saja. Ia mahfum, para bunda di Rumah Anak SIGAP Sokawera hanyalah sebagai fasilitator.

    Sehingga ketika kegiatan di Rumah Anak SIGAP usai, ia akan kembali melanjutkan atau mengulang materi tersebut versi dirinya.

    Daryati berharap dengan segala aktivitas stimulasi yang diberikan, sang anak akan lebih siap ketika melanjutkan pendidikan ke PAUD atau TK.

    “Setidaknya Candra sudah memiliki bekal kemampuan dasar sebelum nanti masuk PAUD atau TK,” kata Daryati.

    Sementara itu, Program Manager SIGAP Tanoto Foundation, Irwan Gunawan menjelaskan, Rumah Anak SIGAP adalah sebuah model inovasi hasil kolaborasi Tanoto Foundation dengan pemerintah di tingkat nasional, regional, lokal, dan desa.

    Rumah Anak SIGAP memberikan akses kepada orang tua yang memiliki anak usia di bawah tiga tahun untuk mendapatkan layanan pengasuhan dan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.

    “Rumah Anak SIGAP merupakan pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun,” jelas Irwan.

    Selain di Banyumas, Rumah Anak SIGAP berada di sejumlah kota lain di Indonesia. Totalnya ada 29 Rumah Anak SIGAP yang tersebar di Provinsi Jakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Riau.

    Khusus di Jawa Tengah, Rumah Anak SIGAP juga didirikan di Tegal, Brebes, dan Semarang.

    Selain anak-anak usia dini, para orang tua juga menjadi penerima manfaat melalui edukasi tentang pola pengasuhan yang baik. Targetnya adalah meningkatkan kualitas pola asuh anak usia dini.

    Irwan menambahkan, perhatian besar terhadap pengembangan anak usia dini berkaitan dengan usia emas atau golden age yang merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Penelitian menunjukkan bahwa usia 0-5 tahun merupakan periode terbaik untuk pembentukan dasar fisik dan perkembangan otak anak. Jika tahapan ini berjalan dengan baik, anak berpotensi sukses di sekolah, dunia kerja, dan masyarakat di masa depan.

    “Sebagai lembaga filantropi yang berfokus pada pendidikan, upaya ini adalah investasi terbaik untuk anak usia dini,” tutur Irwan.

    Kehadiran Rumah Anak SIGAP di Sokawera juga mendapat apreasiasi dari Kepala Bidang KKB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Diah Pancasila Ningrum.

    Dia mengatakan, inisiatif Tanoto Foundation melalui Rumah Anak SIGAP menjadi salah satu langkah untuk mempersiapkan generasi emas dan berkualitas.

    “Cita-cita kita supaya generasi yang akan datang betul-betul siap dengan generasi unggul atau emas,” kata dia.

    Terlebih Rumah Anak SIGAP juga selaras dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) yang dibuat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

    BKB merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mendidik anak balita. 

    “Nanti di tahun 2025, kita akan coba kolaborasikan Rumah Anak SIGAP dengan konsep BKB Holistik Integratif Unggulan (BKB HIU) karena ada keterpaduan dalam hal peningkatan pola asuh,” kata dia.

    Selain Diah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan juga ikut memberikan apreasiasinya terhadap Rumah Anak SIGAP.

    Novita mengaku salut dengan langkah-langkah yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Menurutnya, intervensi ini lebih tepat karena ada investasi jangka panjang yang dilakukan melalui peningkatan pola asuh. 

    “Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya. (*)

  • Kemenkeu beri penghargaan Anugerah Reksa Bandha kepada K/L berprestasi

    Kemenkeu beri penghargaan Anugerah Reksa Bandha kepada K/L berprestasi

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan penghargaan Anugerah Reksa Bandha kepada kementerian/lembaga (K/L) yang berprestasi di bidang pengelolaan barang milik negara (BMN) dan lelang pada periode 2023-2024.

    “Anugerah ini merupakan bentuk apresiasi sekaligus dorongan agar pengelolaan kekayaan negara semakin optimal dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian,” kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam kegiatan Anugerah Reksa Bandha Tahun 2024 di Aula Dhanapala, Kementerian Keuangan, dikutip di Jakarta, Kamis.

    Anugerah Reksa Bandha Tahun 2024 terdiri dari 4 kategori penghargaan di bidang pengelolaan BNM dan 4 kategori di bidang lelang.

    Pada bidang pengelolaan BNM, kategori pertama adalah utilisasi BNM. Pada kelompok 1, penghargaan diberikan kepada Mahkamah Konstitusi (MK), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai juara 1, 2, dan 3 secara berturut-turut.

    Pada kelompok 2, pemenangnya adalah Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Badan Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional (BKKBN).

    Pada kelompok 3, pemenangnya yaitu Kemenkeu, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

    Kategori berikutnya yaitu kualitas pelaporan BMN. Untuk kelompok 1, pemenangnya adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Kementerian BUMN, dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan.

    Untuk kelompok 2, pemenangnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

    Untuk kelompok 3, pemenangnya Komisi Pemilihan Umum (KPU), Mahkamah Agung (MA), dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

    Kategori selanjutnya yaitu sertifikasi BMN. Untuk kelompok 1, pemenangnya Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang, Ombudsman, dan Badan Informasi Geospasial.

    Untuk kelompok 2, pemenangnya Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, dan Badan Kepegawaian Negara.

    Untuk kelompok 3, pemenangnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Kementerian Perhubungan (Kemenhub), dan Kementerian Agama (Kemenag).

    Kategori terakhir yaitu peningkatan tata kelola berkelanjutan (continous improvement). Pemenang kategori ini di antaranya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Kepolisian Negara.

    Adapun untuk bidang lelang, kategori pertama adalah penjual lelang eksekusi terbaik. Untuk kelompok 1, pemenangnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

    Untuk kelompok 2, pemenangnya Kejaksaan Agung (Kejagung), PT Bank Central Asia Tbk, dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk.

    Kategori berikutnya yaitu penjual lelang noneksekusi terbaik. Untuk kelompok 1, pemenangnya adalah Kemenkeu, Kepolisian, dan Kemenag. Untuk kelompok 2, pemenangnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), KPU, dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Kategori selanjutnya yaitu balai lelang dengan tata kelola terbaik, di mana pemenangnya adalah PT Balai Lelang Serasi, PT Mega Armada Sudeco, dan PT Balai Lelang Megatama.

    Kategori terakhir yaitu pejabat lelang kelas II berkinerja terbaik yang dimenangkan oleh Cari Azhari, Chitra W. Mukhsin, dan Dhody Ananta Rivandi Widjajaatmadja.

    Pewarta: Imamatul Silfia
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Serap Aspirasi, Menteri dan Wamen BKKBN Bermalam di Rumah Warga Karawang

    Serap Aspirasi, Menteri dan Wamen BKKBN Bermalam di Rumah Warga Karawang

    Karawang: Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, memilih bermalam di rumah warga di Kampung Cibogo, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Rabu, 4 Desember 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap langsung aspirasi dari warga setempat.

    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut mendampingi kunjungan tersebut dan juga bermalam di salah satu rumah warga. Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam memahami kondisi keluarga-keluarga di wilayah tertentu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih banyak turun ke lapangan.

    “Arahan Presiden jelas, jangan hanya banyak diskusi, seminar, atau lokakarya, tetapi turun langsung dan selesaikan masalah. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Wihaji saat berdialog dengan siswa SMA yang tergabung dalam program Generasi Berencana (GenRe).

    Menteri Wihaji dan Wamen Isyana juga mengunjungi tiga rumah lansia dan tiga rumah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di daerah tersebut. Mereka berdialog untuk memahami tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga tersebut. 

    “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Selanjutnya, kami akan mencarikan orang tua asuh untuk membantu mereka,” kata Wihaji.

    Dalam kunjungan tersebut, Menteri dan Wakil Menteri BKKBN juga memberikan bantuan berupa bingkisan kepada para lansia dan KRS, serta membagikan mukenah dan sarung di salah satu masjid setempat. Langkah ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.

    Karawang: Dalam kunjungan kerja selama dua hari di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji, memilih bermalam di rumah warga di Kampung Cibogo, Dusun Kaum, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Rabu, 4 Desember 2024. Keputusan ini merupakan bagian dari upaya mendekatkan diri dengan masyarakat dan menyerap langsung aspirasi dari warga setempat.
     
    Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, turut mendampingi kunjungan tersebut dan juga bermalam di salah satu rumah warga. Kunjungan ini menjadi langkah nyata dalam memahami kondisi keluarga-keluarga di wilayah tertentu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo untuk lebih banyak turun ke lapangan.
     
    “Arahan Presiden jelas, jangan hanya banyak diskusi, seminar, atau lokakarya, tetapi turun langsung dan selesaikan masalah. Negara harus hadir di tengah masyarakat,” ujar Wihaji saat berdialog dengan siswa SMA yang tergabung dalam program Generasi Berencana (GenRe).
    Menteri Wihaji dan Wamen Isyana juga mengunjungi tiga rumah lansia dan tiga rumah Keluarga Risiko Stunting (KRS) di daerah tersebut. Mereka berdialog untuk memahami tantangan yang dihadapi keluarga-keluarga tersebut. 
     
    “Kami ingin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan. Selanjutnya, kami akan mencarikan orang tua asuh untuk membantu mereka,” kata Wihaji.
     
    Dalam kunjungan tersebut, Menteri dan Wakil Menteri BKKBN juga memberikan bantuan berupa bingkisan kepada para lansia dan KRS, serta membagikan mukenah dan sarung di salah satu masjid setempat. Langkah ini menjadi wujud nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Gerakan GENTING di Karawang, Fokus Mengatasi Stunting

    Gerakan GENTING di Karawang, Fokus Mengatasi Stunting

    KARAWANG – Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meluncurkan Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (GENTING). Peluncuran program ini dilakukan sekaligus kunjungan Menteri Kemendugbangga/Kepala BKKBN, Wihaji, ke Desa Mulyasari, Karawang, pada Kamis, 5 Desember 2024.

    “Hari ini secara daring untuk 32 provinsi serentak, yang di Papua, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Sumatera, ikut launching GENTING untuk 1 juta anak di Indonesia,” kata Wihaji saat launching GENTING di Desa Mulyasari, Karawang, Kamis, 5 Desember 2024.

    GENTING merupakan gerakan bantuan bagi keluarga berisiko stunting melalui kepedulian para pihak sebagai orang tua asuh menjadi bagian dari upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting. Orang Tua Asuh (OTA) adalah pihak yang berperan sebagai pemberi bantuan yang terdiri dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, individu/perseorangan, LSM/komunitas, swasta, perguruan tinggi/akademisi dan media.

    Seperti diketahui, prevalensi stunting menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 tercatat 21,5 persen, dengan 8,7 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS). Angka ini harus diturunkan menjadi 18 persen di 2025, dan GENTING menjadi salah satu langkah untuk menurunkannya.

    Wihaji mengatakan bahwa kegiatan GENTING tidak menggunakan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN). Kegiatan ini merupakan rancangan Kemendukbangga/BKKBN yang berkolaborasi bersama berbagai pihak, salah satunya United Nations Population Fund (UNFPA).

    “Program ini non APBN, tapi negara juga membantu. Ini kerja sama yang melibatkan banyak pihak untuk gotong royong bersama-sama mengatasinya. Kita bersinergi bersama,” tutur Wihaji.

    Melalui kegiatan GENTING ini diharapkan agar balita berisiko stunting mendapatkan bantuan untuk peningkatan gizi dan kesehatan. Begitu juga dengan keluarga yang memiliki balita berisiko stunting mendapatkan edukasi dan bantuan lain untuk pemberdayaan keluarga, di mana akan diprioritaskan kepada keluarga berisiko stunting yang miskin.

  • Menteri Wihaji Optimistis Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Bisa Penuhi Gizi Anak

    Menteri Wihaji Optimistis Makan Bergizi Gratis Rp 10 Ribu Bisa Penuhi Gizi Anak

    Jakarta

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Wihaji optimistis anggaran program makan bergizi gratis (MBG) sebesar Rp 10 ribu per orang setiap hari masih cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Sebelumnya Presiden Prabowo mengumumkan anggaran MBG yang semula Rp 15 ribu, turun menjadi Rp 10 ribu.

    Penurunan anggaran disebut terjadi karena beberapa faktor. Salah satunya adalah penyesuaian terhadap kondisi ekonomi dan kapasitas fiskal negara.

    Wihaji menuturkan bahwa dirinya sebagai Mendukbangga akan memaksimalkan jatah anggaran tersebut untuk MBG. Oleh karena itu, dirinya yakin anggaran MBG sebesar Rp 10 ribu sudah cukup memberikan makanan yang bergizi tinggi untuk masyarakat.

    “Kalau itu kan memang sudah diputuskan kita selaku menteri wajib untuk ikut kalau itu kan sudah negara kalau negara itu apapun keputusan pemerintah pusat kita akan jalankan ya,” kata Wihaji ketika ditemui awak media di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024).

    “Optimis ya pasti optimis (memenuhi gizi),” tandasnya.

    MBG merupakan program pemerintah yang rencananya akan menyediakan makanan secara gratis untuk kelompok masyarakat tertentu, seperti anak sekolah hingga ibu hamil.

    Program ini oleh pemerintah disebut dilakukan untuk meningkatkan status gizi, pertumbuhan, perkembangan, serta mengurangi angka malnutrisi di Indonesia.

    (avk/kna)

  • Genbest Talk di Maluku Dorong Kesadaran Bahaya Stunting

    Genbest Talk di Maluku Dorong Kesadaran Bahaya Stunting

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memprediksi Indonesia akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global pada 2030 mendatang. Namun angka stunting yang tinggi berpotensi jadi penghalang, karena stunting menyebabkan penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM).

    Hal ini disampaikan oleh Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Kesehatan Komdigi, Riski Lustiono ketika membuka acara Genbest Talk di Kota Ambon, Maluku pada Jumat (29/11).

    “Kementerian Komunikasi dan Digital mendukung kampanye nasional bersama BKKBN, Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah yang fokus kepada peningkatan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, calon pengantin dan ibu muda, supaya pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat,” kata Riski.

    Untuk itu, Riski mengajak kepada peserta Genbest Talk di Ambon membantu menyebarkan informasi terkait stunting kepada orang-orang terdekat.

    “Bapak, ibu, rekan-rekan yang hadir dalam forum ini adalah pilihan. Tidak semua dapat berkesempatan mengikuti forum seperti ini. Untuk itu, kami berharap Bapak Ibu juga menyampaikan informasi yang didapat dari para narasumber nantinya untuk disampaikan kembali ke orang disekitar Bapak dan Ibu. Sehingga semakin banyak masyarakat memahami bagaimana terhindar dari stunting,” paparnya.

    Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Yan Aslian Noor sebagai narasumber Genbest Talk Ambon mengapresiasi program makan bergizi gratis yang segera diterapkan pemerintah.

    Yan menjelaskan, pihaknya sempat mengadakan program serupa di Maluku. Menurutnya, dengan penerapan yang benar, program tersebut dapat menurunkan angka stunting.

    “Target yang paling bagus adalah di desa, tepatnya di posyandu. Di sana nantinya ada beberapa dinas atau instansi yang bisa berkolaborasi. Langkah pertama, lakukan pendataan kepada para balita, kemudian lakukan pengukuran dengan benar, dan terakhir pastikan ada orang yang bisa mengimplementasikan program tersebut,” kata Yan.

    Narasumber Genbest Talk berikutnya, dokter spesialis anak Kurniawan Satria Denta menekankan bahwa generasi muda saat ini harus paham soal stunting. Terlebih, nantinya orang tua harus bertanggung jawab atas pola asuh terhadap anak-anak.

    Dirinya menilai, stunting antara lain disebabkan oleh pola asuh yang berkaitan langsung dengan pengetahuan orang tua, bukan tentang masalah ekonomi.

    “Sering orang mengira kalau stunting ini berarti berkaitan dengan status ekonomi, sehingga kalau status ekonominya menengah ke bawah itu pasti berisiko tinggi stunting. Hal ini mungkin saja benar namun demikian bukan lah merupakan faktor utamanya,” ujar dr. Denta.

    Genbest Talk tidak hanya memberikan pemahaman tentang stunting kepada generasi muda di Kota Ambon, tetapi juga kesempatan mengikuti workshop pembuatan konten yang edukatif dan menarik di bawah panduan kreator konten Mira Sahid.

    Ke depannya, para peserta diharapkan dapat menghasilkan konten-konten menarik seputar pencegahan stunting, yang bertujuan untuk membangun kesadaran dan mengedukasi masyarakat.

    Genbest atau Generasi Bersih dan Sehat sendiri adalah gerakan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo dengan tujuan mendorong generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

    Pada situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest menyediakan berbagai informasi mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, hingga videografik.

    (rea/rir)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kemendukbangga Raih Penghargaan Internasional atas Cakupan KBPP Tertinggi

    Kemendukbangga Raih Penghargaan Internasional atas Cakupan KBPP Tertinggi

    Jakarta: Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Indonesia menerima penghargaan internasional dari FP2030, sebuah organisasi global yang berfokus pada perencanaan keluarga.

    Penghargaan diberikan karena keberhasilan Indonesia mencapai persentase tertinggi dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana Pascapersalinan (KBPP) di kawasan Asia Pasifik.

    Managing Director FP2030 Asia Pacific Hub, Sumita Banerjee, secara langsung menyerahkan penghargaan tersebut kepada Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji dalam acara peluncuran hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024 di Gedung BKKBN, Jumat, 29 November 2024.

    “Kami bersyukur atas penghargaan ini. Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi profesi, termasuk bidan,” ujar Wihaji.

    Ia menambahkan, program KB Pascasalin sangat penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, serta mengurangi risiko stunting pada bayi dan balita.

    Menurut Wihaji, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional atas upaya Indonesia dalam meningkatkan layanan KB pascapersalinan. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan dan memperluas cakupan program tersebut, terutama ke daerah-daerah terpencil.

    “Melalui program Family Planning 2030 (FP2030), kami akan menjamin akses alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur di seluruh pelosok tanah air, seperti yang telah disepakati dalam London Summit 2012,” jelasnya.

    Sumita Banerjee memuji kekuatan program KB Indonesia yang dianggap sebagai salah satu praktik berdampak tinggi di Asia Pasifik. Ia menyoroti sistem manajemen data KB yang kuat sebagai salah satu keunggulan Indonesia.

    “Program KB di Indonesia membantu mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need) dan memberdayakan perempuan, memperkuat keluarga, serta mendukung komunitas dan negara,” ujarnya.

    Sumita juga berharap Indonesia terus berinvestasi pada data berbasis ilmiah dan membagikan pengalaman strategisnya kepada negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.

    Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),  Pratikno dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes

    Penghargaan ini menjadi motivasi bagi Indonesia untuk terus memperkuat program KB dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

    Jakarta: Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN Indonesia menerima penghargaan internasional dari FP2030, sebuah organisasi global yang berfokus pada perencanaan keluarga.
     
    Penghargaan diberikan karena keberhasilan Indonesia mencapai persentase tertinggi dalam pelaksanaan program Keluarga Berencana Pascapersalinan (KBPP) di kawasan Asia Pasifik.
     
    Managing Director FP2030 Asia Pacific Hub, Sumita Banerjee, secara langsung menyerahkan penghargaan tersebut kepada Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala BKKBN, Wihaji dalam acara peluncuran hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2024 di Gedung BKKBN, Jumat, 29 November 2024.
    “Kami bersyukur atas penghargaan ini. Keberhasilan ini merupakan hasil sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi profesi, termasuk bidan,” ujar Wihaji.
     
    Ia menambahkan, program KB Pascasalin sangat penting untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak, serta mengurangi risiko stunting pada bayi dan balita.
     
    Menurut Wihaji, penghargaan ini menjadi pengakuan internasional atas upaya Indonesia dalam meningkatkan layanan KB pascapersalinan. Ia juga menegaskan komitmen pemerintah untuk terus menyempurnakan dan memperluas cakupan program tersebut, terutama ke daerah-daerah terpencil.
     
    “Melalui program Family Planning 2030 (FP2030), kami akan menjamin akses alat kontrasepsi bagi pasangan usia subur di seluruh pelosok tanah air, seperti yang telah disepakati dalam London Summit 2012,” jelasnya.
     
    Sumita Banerjee memuji kekuatan program KB Indonesia yang dianggap sebagai salah satu praktik berdampak tinggi di Asia Pasifik. Ia menyoroti sistem manajemen data KB yang kuat sebagai salah satu keunggulan Indonesia.
     
    “Program KB di Indonesia membantu mengurangi kebutuhan yang tidak terpenuhi (unmet need) dan memberdayakan perempuan, memperkuat keluarga, serta mendukung komunitas dan negara,” ujarnya.
     
    Sumita juga berharap Indonesia terus berinvestasi pada data berbasis ilmiah dan membagikan pengalaman strategisnya kepada negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.
     
    Acara ini turut dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK),  Pratikno dan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala BKKBN, Ratu Ayu Isyana Bagoes
     
    Penghargaan ini menjadi motivasi bagi Indonesia untuk terus memperkuat program KB dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Komdigi Ajak Anak Muda di Ambon Tingkatkan Kesadaran soal Stunting

    Komdigi Ajak Anak Muda di Ambon Tingkatkan Kesadaran soal Stunting

    Jakarta

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan pada tahun 2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global. Namun demikian, potensi tersebut kini masih terkendala oleh rendahnya kualitas SDM Indonesia yang disebabkan oleh tingginya angka stunting.

    “Kementerian Komunikasi dan Digital mendukung kampanye nasional bersama BKKBN, Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah yang fokus kepada peningkatan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, calon pengantin dan ibu muda, supaya pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat,” ungkap Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Kesehatan Komdigi Riski Lustiono, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024).

    Hal ini ia tegaskan ketika membuka acara Genbest Talk di Kota Ambon, Maluku pada Jumat (29/11). Riski juga mengajak kepada para peserta untuk menggetok tularkan informasi yang didapat dalam forum sehingga keluarga, rekan dekat semakin memahami upaya pencegahan stunting.

    “Bapak, ibu, rekan-rekan yang hadir dalam forum ini adalah pilihan. Tidak semua dapat berkesempatan mengikuti forum seperti ini. Untuk itu, kami berharap Bapak Ibu juga menyampaikan informasi yang didapat dari para narasumber nantinya untuk disampaikan kembali ke orang disekitar Bapak dan Ibu, sehingga semakin banyak masyarakat memahami bagaimana terhindar dari stunting,” terangnya.

    Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Yan Aslian Noor yang hadir sebagai salah satu narasumber mengapresiasi program makan bergizi gratis akan segera diterapkan pemerintah.

    Yan mengaku pihaknya juga telah sempat mengadakan program serupa di Maluku. Menurutnya program tersebut terbukti berhasil dalam menurunkan angka stunting asalkan penerapannya benar dan tidak asal-asalan.

    “Jadi kenapa kita mesti ragu, ini sudah benar kok caranya karena pemberian makanan bergizi terbukti sebagai cara yang jitu dalam mengatasi stunting,” tambahnya.

    Di sisi lain, dokter spesialis anak sekaligus Influencer, dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A yang juga hadir sebagai narasumber menekankan pengetahuan terkait stunting sangat penting untuk diketahui oleh generasi muda.

    “Sering orang mengira kalau stunting ini berarti berkaitan dengan status ekonomi, sehingga kalau status ekonominya menengah ke bawah itu pasti berisiko tinggi stunting. Hal ini mungkin saja benar namun demikian bukan lah merupakan faktor utamanya,” ujarnya.

    “Karena yang namanya stunting itu adalah akibat dari pola asuh, yang terkait dengan pengetahuan orang tua. Oleh karena itu Jika orang tuanya kaya sekalipun jika pengetahuan tentang stunting-nya minim maka dia bisa saja memberikan makanan dan minuman yang tidak bernutrisi kepada anak-anaknya sehingga menyebabkan stunting,” tambahnya.

    Sementara itu, Genbest Talk tidak hanya memberikan pemahaman tentang stunting kepada generasi muda di Kota Ambon, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengikuti workshop pembuatan konten edukatif dan menarik yang dipandu oleh kreator konten Mira Sahid.

    Para peserta nantinya diharapkan dapat menghasilkan konten-konten menarik seputar pencegahan stunting, yang bertujuan untuk membangun kesadaran dan mengedukasi masyarakat secara luas.

    Untuk diketahui, Genbest atau Generasi Bersih dan Sehat sendiri adalah gerakan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo dengan tujuan mendorong generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

    Pada situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest menyediakan berbagai informasi mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, hingga videografik.

    (anl/ega)

  • Menteri Wihaji Lantik Inspektur Utama dan 9 Pejabat Kemendukbangga/BKKBN

    Menteri Wihaji Lantik Inspektur Utama dan 9 Pejabat Kemendukbangga/BKKBN

    Jakarta: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Wihaji, melantik Inspektur Utama Ucok Abdulrauf Damenta serta sembilan pejabat fungsional di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN. Prosesi pelantikan berlangsung di Kantor Pusat Kemendukbangga/BKKBN, Kamis, 28 November 2024. 

    Dalam sambutannya, Wihaji menyampaikan, pelantikan pejabat merupakan bagian dari dinamika organisasi. Ia mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik untuk menjalankan tugas dan fungsi dengan optimal, sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.

    “Pelantikan ini adalah proses biasa dalam organisasi. Saya berharap kepada yang dilantik hari ini untuk bekerja sebaik-baiknya dan terus mengawal Kemendukbangga/BKKBN,” ujar Wihaji.

    Sebagai kementerian baru hasil peleburan dari badan sebelumnya, Wihaji menegaskan perlunya paradigma, cara kerja, dan kultur baru. Namun, ia juga menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai positif dari masa lalu.

    “Dasi saya hari ini berwarna biru, simbol penghormatan terhadap BKKBN lama. Kita menghormati para senior, tetapi juga harus memberi ruang bagi generasi berikutnya untuk menyempurnakan,” tambahnya.

    Wihaji juga memperkenalkan filosofi baru Kemendukbangga/BKKBN yang disebut “Flower, Bee, and Honey.” Menurutnya, bunga mencerminkan daya tarik, lebah adalah masyarakat yang datang, dan madu adalah hasil kerja keras untuk masa depan yang lebih baik.

    “Jika kita bekerja dengan baik, masyarakat akan datang, dan semangat kita akan menghasilkan masa depan yang disebut madu. Ini adalah semangat baru yang harus diiringi kerja keras dan kerja sama,” jelasnya.

    Ia juga mengibaratkan kerja tim di Kemendukbangga/BKKBN seperti bagian-bagian sepeda yang saling mendukung untuk bergerak maju.

    Wihaji berharap pelantikan dapat memperkuat kinerja Kemendukbangga/BKKBN dalam mewujudkan program-program prioritas yang berdampak positif bagi masyarakat.

    “Kita harus bekerja sama sesuai posisi masing-masing, seperti setang, sadel, dan roda pada sepeda. Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri,” tutup Wihaji.

    Jakarta: Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sekaligus Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Kemendukbangga/BKKBN), Wihaji, melantik Inspektur Utama Ucok Abdulrauf Damenta serta sembilan pejabat fungsional di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN. Prosesi pelantikan berlangsung di Kantor Pusat Kemendukbangga/BKKBN, Kamis, 28 November 2024. 
     
    Dalam sambutannya, Wihaji menyampaikan, pelantikan pejabat merupakan bagian dari dinamika organisasi. Ia mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik untuk menjalankan tugas dan fungsi dengan optimal, sesuai dengan tanggung jawab masing-masing.
     
    “Pelantikan ini adalah proses biasa dalam organisasi. Saya berharap kepada yang dilantik hari ini untuk bekerja sebaik-baiknya dan terus mengawal Kemendukbangga/BKKBN,” ujar Wihaji.
    Sebagai kementerian baru hasil peleburan dari badan sebelumnya, Wihaji menegaskan perlunya paradigma, cara kerja, dan kultur baru. Namun, ia juga menekankan pentingnya mempertahankan nilai-nilai positif dari masa lalu.
     
    “Dasi saya hari ini berwarna biru, simbol penghormatan terhadap BKKBN lama. Kita menghormati para senior, tetapi juga harus memberi ruang bagi generasi berikutnya untuk menyempurnakan,” tambahnya.
     
    Wihaji juga memperkenalkan filosofi baru Kemendukbangga/BKKBN yang disebut “Flower, Bee, and Honey.” Menurutnya, bunga mencerminkan daya tarik, lebah adalah masyarakat yang datang, dan madu adalah hasil kerja keras untuk masa depan yang lebih baik.
     
    “Jika kita bekerja dengan baik, masyarakat akan datang, dan semangat kita akan menghasilkan masa depan yang disebut madu. Ini adalah semangat baru yang harus diiringi kerja keras dan kerja sama,” jelasnya.
     
    Ia juga mengibaratkan kerja tim di Kemendukbangga/BKKBN seperti bagian-bagian sepeda yang saling mendukung untuk bergerak maju.
     
    Wihaji berharap pelantikan dapat memperkuat kinerja Kemendukbangga/BKKBN dalam mewujudkan program-program prioritas yang berdampak positif bagi masyarakat.
     
    “Kita harus bekerja sama sesuai posisi masing-masing, seperti setang, sadel, dan roda pada sepeda. Tidak boleh berjalan sendiri-sendiri,” tutup Wihaji.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Hari Tenang Pilgub Jatim, Khofifah-Emil Ziarahi Makam Gus Dur

    Hari Tenang Pilgub Jatim, Khofifah-Emil Ziarahi Makam Gus Dur

    Surabaya (beritajatim.com) – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak mengisi hari tenang dengan ziarah ke Makam pendiri NU Hadlaratusy Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan juga ke makam Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Sabtu (24/11/2024).

    Diantar langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz atau Gus Kikin, Khofifah dan Emil ziarah dan berkirim doa secara langsung di pusara ulama yang akrab disapa Gus Dur tersebut.

    Khofifah dan Emil tampak khusyuk memanjatkan doa. Terutama Khofifah yang memang memiliki kedekatan dengan Gus Dur. Bagi Khofifah, Gus Dur adalah guru dan juga ulama yang memberikan banyak pelajaran hidup. Tidak hanya itu, Khofifah juga termasuk orang kepercayaan Gus Dur.

    Dimana saat menjabat sebagai Presiden, Khofifah dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan juga Kepala BKKBN. Khofifah juga dipercayai Gus Dur untuk bersama-sama merintis pendirian Partai Kebangkitan Bangsa.

    “Gus Dur adalah guru saya. Betapa bahwa semasa hidupnya beliau mengajarkan pada kita semua tentang pentingnya membangun persatuan, persaudaraan dan membangun harmoni,” kata Khofifah.

    “Itu adalah satu warisan yang ditinggalkan Gus Dur untuk bangsa kita semua. Bahwa kita semua harus bersatu dalam pesaudaraan. Meski beda agama, beda suku, beda bahasa,” imbuhnya.

    Khofifah juga menceritakan bahwa dirinya adalah orang yang diberi wasiat oleh Gus Dur. Tepatnya dua tahun dan dua bulan sebelum wafat, beliau pesan pada Khofifah, agar nanti kalau beliau wafat dibantu nisannya ditulisi “The Humanist Died Here”.

    Pesan itu bahkan disampaikan Gus Dur tiga kali padanya. Ia bahkan mengkroscek ke beberapa kawan dekat Gus Dur apakah juga diberi wasiat serupa. Namun ternyata tidak.

    “Saya baru berani menyampaikan setelah haul Gus Dur yang ke lima di Tebuireng . Maka kalau panjenengan ziarah maka ditulisi Here Rest a Humanist. Di sini beristirahat bapak kemanusiaan. Jadi saya ingin sampaikan bahwa Gus Dur lebih senang disebut sebagai bapak kemanusiaan, bukan bapak pluralisme. Karena pluralisme merupakan sub dari humanisme,” tegas Khofifah.

    Di sisi lain, Gus Kikin yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim. Dalam kesempatan ini, pihaknya kembali menyampaikan tentang semangat yang selalu dibawa Gus Dur yaitu tentang menjaga persatuan dan persaudaraan antarumat manusia.

    “Sejak zaman duhulu di Tebuireng kita selalu membangun ukhuwah persaudaraan dan kekeluargaan. Itu karena Bangsa ini didirikan dengan dasar persatuan. Dan Bu Khofifah juga Mas Emil alhamdulillah memiliki semangat yang sama untuk menjaga keutuhan dan persatuan bangsa khususnya di Jatim,” pungkasnya. (tok/but)