Jakarta –
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan pada tahun 2030 mendatang, Indonesia diprediksi akan menjadi salah satu kekuatan ekonomi global. Namun demikian, potensi tersebut kini masih terkendala oleh rendahnya kualitas SDM Indonesia yang disebabkan oleh tingginya angka stunting.
“Kementerian Komunikasi dan Digital mendukung kampanye nasional bersama BKKBN, Kementerian Kesehatan dan pemerintah daerah yang fokus kepada peningkatan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, calon pengantin dan ibu muda, supaya pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi juga masyarakat,” ungkap Ketua Tim Informasi dan Komunikasi Kesehatan Komdigi Riski Lustiono, dalam keterangan tertulis, Sabtu (30/11/2024).
Hal ini ia tegaskan ketika membuka acara Genbest Talk di Kota Ambon, Maluku pada Jumat (29/11). Riski juga mengajak kepada para peserta untuk menggetok tularkan informasi yang didapat dalam forum sehingga keluarga, rekan dekat semakin memahami upaya pencegahan stunting.
“Bapak, ibu, rekan-rekan yang hadir dalam forum ini adalah pilihan. Tidak semua dapat berkesempatan mengikuti forum seperti ini. Untuk itu, kami berharap Bapak Ibu juga menyampaikan informasi yang didapat dari para narasumber nantinya untuk disampaikan kembali ke orang disekitar Bapak dan Ibu, sehingga semakin banyak masyarakat memahami bagaimana terhindar dari stunting,” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Maluku, Yan Aslian Noor yang hadir sebagai salah satu narasumber mengapresiasi program makan bergizi gratis akan segera diterapkan pemerintah.
Yan mengaku pihaknya juga telah sempat mengadakan program serupa di Maluku. Menurutnya program tersebut terbukti berhasil dalam menurunkan angka stunting asalkan penerapannya benar dan tidak asal-asalan.
“Jadi kenapa kita mesti ragu, ini sudah benar kok caranya karena pemberian makanan bergizi terbukti sebagai cara yang jitu dalam mengatasi stunting,” tambahnya.
Di sisi lain, dokter spesialis anak sekaligus Influencer, dr. Kurniawan Satria Denta, Sp.A yang juga hadir sebagai narasumber menekankan pengetahuan terkait stunting sangat penting untuk diketahui oleh generasi muda.
“Sering orang mengira kalau stunting ini berarti berkaitan dengan status ekonomi, sehingga kalau status ekonominya menengah ke bawah itu pasti berisiko tinggi stunting. Hal ini mungkin saja benar namun demikian bukan lah merupakan faktor utamanya,” ujarnya.
“Karena yang namanya stunting itu adalah akibat dari pola asuh, yang terkait dengan pengetahuan orang tua. Oleh karena itu Jika orang tuanya kaya sekalipun jika pengetahuan tentang stunting-nya minim maka dia bisa saja memberikan makanan dan minuman yang tidak bernutrisi kepada anak-anaknya sehingga menyebabkan stunting,” tambahnya.
Sementara itu, Genbest Talk tidak hanya memberikan pemahaman tentang stunting kepada generasi muda di Kota Ambon, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengikuti workshop pembuatan konten edukatif dan menarik yang dipandu oleh kreator konten Mira Sahid.
Para peserta nantinya diharapkan dapat menghasilkan konten-konten menarik seputar pencegahan stunting, yang bertujuan untuk membangun kesadaran dan mengedukasi masyarakat secara luas.
Untuk diketahui, Genbest atau Generasi Bersih dan Sehat sendiri adalah gerakan yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo dengan tujuan mendorong generasi muda agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Pada situs genbest.id dan media sosial @genbestid, Genbest menyediakan berbagai informasi mengenai stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, kesiapan pernikahan, serta reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, hingga videografik.
(anl/ega)