Kemenkop Siapkan Sistem Big Data dan Ruang Monitoring KDMP, Beroperasi Maret 2026

Kemenkop Siapkan Sistem Big Data dan Ruang Monitoring KDMP, Beroperasi Maret 2026

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koperasi (Kemenkop) menargetkan sistem big data dan kecerdasan buatan (AI) yang dapat memantau operasional puluhan ribu Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) akan rampung pada Maret 2026.

Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menjelaskan bahwa sistem ini akan mengintegrasikan jaringan ekosistem digital, sehingga dapat memantau operasional KDMP. 

Sistem tersebut dapat merekam transaksi harian, stok bahan pokok, penjualan, dan lain sebagainya dalam waktu nyata atau real time.

Tidak hanya itu, dengan sentuhan kecerdasan buatan didalamnya, sistem juga dapat memproyeksikan kebutuhan ke depan dan pergerakan barang di KDMP.

“Paling lama Maret tahun depan. Semuanya terintegrasi. Memantau, real time,” katanya dalam wawancara khusus dengan Bisnis di Kantor Kemenkop, Jakarta Selatan, Rabu (3/9/2025).

Dia memaparkan Kemenkop nantinya juga akan membangun sistem monitoring koperasi di kantor Kemenkop. 

Dengan sistem ini, seluruh kebutuhan koperasi dapat dipantau dari jarak jauh sehingga pemerintah dapat mengetahui dengan cepat dan mendistribusikan barang dengan tepat ke wilayah-wilayah yang stok barang di koperasinya telah menipis.

Menkop Budi Arie Setiadi

Menurutnya, hal ini menjadi bentuk transformasi digital oleh Kopdes Merah Putih dari koperasi-koperasi yang pernah ada sebelumnya.

Budi menyebut sistem baru itu juga akan terintegrasi dengan platform Sistem Informasi Manajemen Koperasi Desa Merah Putih (Simkopdes) hingga KDMP Mobile.

Ketika ditanya perihal tantangan yang mungkin muncul berkaitan dengan keterbatasan masyarakat desa dalam mengakses platform digital, dia menyebut bahwa hampir semua penduduk Tanah Air telah mengakses internet.

Penetrasi internet, menurutnya, bukan hambatan sebab hampir seluruh populasi Indonesia telah terhubung dengan layanan data. 

“Jangan salah. Waktu saya Menkominfo, saya tanya, berapa banyak pengguna ponsel? Sudah 330 juta, hampir 95% di antaranya menggunakan smartphone,” ujar Budi.

Oleh karena itu, dia menilai bahwa masyarakat desa telah melek digital. Budi tak menampik adanya ribuan desa yang belum mempunyai koneksi internet, tetapi meyakini bahwa hal tersebut dapat diatasi dalam waktu yang akan datang.

“Dari jumlah itu, memang masih ada 5.000 desa yang belum punya koneksi. Itu pun bukan berarti satu desa, mungkin desanya 10.000 hektare, tapi 99% hutan sehingga tidak ada sinyal. Yang ada sinyal dia lokasi balai desa dan pemukimannya. Dengan teknologi bisa dibereskan. Dengan teknologi satelit bisa,” tuturnya.