Keluarga Pasien RSU Haji Tertipu, Pelaku Tahu Nama Hingga Penyakitnya

Keluarga Pasien RSU Haji Tertipu, Pelaku Tahu Nama Hingga Penyakitnya

Surabaya (beritajatim.com) – Keluarga pasien RSU Haji menjadi korban penipuan via telepon, Kamis (04/07/2024). Dari peristiwa itu, Nunik Susilowati (49) warga Keputih, Surabaya mengalami kerugian hingga Rp 19 juta.

Nunik Susilowati menceritakan, ibunya telah dirawat di RSU Haji selama 2 hari karena ada permasalahan di bagian otak. Ibu kandungnya itu sempat mengalami kejang beberapa saat dan dirawat di bagian ruang ICU.

“Saya dalam posisi bekerja. Penipu itu menelpon saya sebanyak 3 kali sebelum saya angkat,” kata Nunik saat ditemui Beritajatim.com di Polsek Sukolilo, Jumat (05/07/2024).

Saat berbunyi 4 kali, Nunik tergugah hatinya untuk mengangkat telepon karena khawatir jika itu panggilan dari RSU Haji tempat ibunya dirawat. Saat diangkat, terdengar suara perempuan yang mengaku sebagai perawat RSU Haji. Perawat gadungan itu mengabarkan kalau kondisi ibunya memburuk dan harus segera ditangani dokter syaraf. Perawat gadungan itu pun melempar telepon ke rekannya yang mengaku sebagai dokter syaraf bernama dr. Subroto.

“Orang yang bilang dokter Subroto itu bilang kalau ibu saya kritis karena ada penyumbatan di otak. Dia juga bisa mengetahui nama lengkap ibu saya. Sehingga saya percaya,” imbuh Nunik.

Nunik diminta untuk segera mentransfer uang sebanyak 9,8 juta dengan alasan untuk membeli alat endoskopi. Pelaku penipuan mengatakan bahwa alat endoskopi sebenarnya ditanggung oleh BPJS kelas 2 milik Nunik. Namun, karena di RSU Haji tidak ada alatnya, Nunik diminta membelinya di komplotan penipu itu yang mengaku bernama dokter Hendra.

“Dia bilang untuk beli di temannya namanya dokter Hendra asalnya dari RSUD dr. Soetomo. Saya langsung transfer 2 kali itu mas. Yang pertama 2,5 juta lalu 7,3 juta di atm saya transfer lagi,” tutur Nunik.

Dalam sepanjang percakapan setelah ditransfer 2 kali, Nunik diminta lagi untuk mentransfer uang sejumlah Rp 10 juta. Alasannya tambahan alat endoskopi. Salah satu komplotan yang bernama dokter Hendra saat meminta tambahan uang mengatakan telah di Ambulance untuk mengantarkan alat ke RSUD Haji.

“Di balik suara telepon itu ada suara ambulance. Sehingga saya percaya mas saya transfer lagi,” ujarnya.

Nunik baru sadar menjadi korban penipuan setelah menghubungi salah satu perawat RSU Haji untuk menanyakan kondisi ibu kandungnya. Saat itu perawat mengatakan bahwa kondisi ibu kandungnya stabil.

“Yang saya heran dia (penipu) kok bisa tahu ibu saya dirawat di ruang ICU RS Haji. Lalu tau juga kalau saya menggunakan BPJS kelas 2 terlebih lagi tahu penyakit ibu saya yaitu di saraf dan bagian otak,” tutup Nunik.

Beritajatim lantas mengkonfirmasi peristiwa ini ke Masrul, Humas RSU Haji. Kepada beritajatim Masrul menjelaskan pihak RSU Haji saat ini sedang mendalami peristiwa yang dialami salah satu pasiennya. Ia mengatakan saat ini pimpinan RSU Haji akan mengambil langkah terhadap kasus ini.

“Nanti kami akan dalami. Saya sudah koordinasi dengan pimpinan,” pungkasnya. [ang/aje]