Jakarta, CNBC Indonesia – Penipuan di dunia digital sering terjadi dengan berbagai modusnya. Namun sebenarnya siapa kelompok masyarakat yang paling banyak menjadi korban penipuan?
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menjelaskan korban terbanyak berasal dari kaum perempuan. Ini terjadi mulai dari transaksi keuangan hingga penipuan lain seperti deepfake.
Karena hal itu, pihak Kementerian Komdigi akan berfokus melakukan literasi digital lebih banyak pada kaum perempuan.
“Kemudian untuk korban deepfake, misalnya, itu rata-rata juga badannya perempuan, wajahnya perempuan yang kemudian dibuat deepfake, sehingga akhirnya cenderung mengarah pornografi,” ujar Meutya saat konferensi pers di Kantor Komdigi, Senin (18/11/2024).
“Jadi segala lini, baik itu transaksi keuangan, pornografi, itu banyak sekali korbannya perempuan di dunia maya,” imbuhnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau PPPA, Arifah Fauzi menjelaskan pula soal fokus kementeriannya agar perempuan dan anak tidak lagi menjadi korban penipuan. Salah satunya melakukan literasi cara menggunakan media sosial yang bijak.
Komunikasi juga dilakukan dengan Kementerian Komdigi. Dalam hal ini terkait memaksimalkan penanganan soal masalah tersebut.
“Selama ini sudah ada, tetapi nanti mungkin kita maksimalkan dan kita basic-nya adalah di desa,” ujar Arifah.
Sementara itu, Kementerian PPPA akan merilis ruang bersama Merah Putih. Di dalamnya berisi datu data mengenai keadaan perempuan dan anak dalam satu wilayah.
Ruang kolaborasi itu bekerja sama dengan hampir semua kementerian dan lembaga. Diharapkan bisa menggerakkan masyarakat sebuah daerah saling menguatkan dan mengantisipasi kejadian seperti korban Kekerasan Dalam Rumah Tanggan (KDRT) dan antisipasi.
“Jadi kita rasa kolaborasi ini sangat penting sekali,” ucapnya.
(fab/fab)