JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapp Jakarta tengah mempersiapkan diri untuk masuk dalam jajaran 50 kota global dunia pada 2030. Upaya tersebut, menurut dia, membutuhkan dukungan dan kerja sama dari pemerintah pusat.
Hal itu disampaikan Pramono saat peluncuran Program Pelatihan Gig Economy bagi Gen Z dan Soft Launching AI Innovation Challenge yang juga dihadiri Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
“Jakarta sekarang ini betul-betul mempersiapkan diri untuk menjadi top 50 (kota global) di tahun 2030. Dan untuk itu saya yakin kerja sama, dukungan dari pemerintah pusat sangat bermanfaat dan membantu,” kata Pramono di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat, Kamis, 18 Desember.
Pramono kemudian menawarkan Jakarta sebagai tuan rumah berbagai program dan agenda nasional. Menurutnya, pemerintah pusat dapat memanfaatkan infrastruktur dan ruang-ruang yang dimiliki Pemprov DKI untuk mendukung kegiatan berskala nasional.
“Kalau kemudian Pak Menko dan Pak Menteri mau mengadakan acara di Jakarta, kami bersedia menjadi tuan rumah sepenuhnya. Gunakanlah ruang-ruang yang dimiliki oleh pemerintah Jakarta,” jelas dia.
Pramono bahkan menyebut Jakarta siap membantu daerah-daerah lain dalam penyelenggaraan kegiatan berskala nasional.
Salah satu yang Pramono tawarkan adalah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028, di mana Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi tuan rumahnya.
Pramono mempersilakan kedua provinsi tersebut untuk menggunakan fasilitas olahraga atau venue di Jakarta untuk gelaran PON cabang-cabang tertentu tiga tahun mendatang. Mengingat, Jakarta sebagai Ibu Kota memiliki fasilitas olahraga paling lengkap dibanding daerah lain.
“Saya sudah sampaikan kepada Pak Menpora, untuk PON tahun 2028 daripada susah-susah bangun fasilitas baru, sudahlah, PON-nya di Jakarta, namanya (tetap) mau PON NTT-NTB, monggo. Kami fasilitasi untuk itu,” ungkap Pramono.
Dalam kesempatan itu, Pramono menilai posisi Jakarta sebagai pusat ekonomi nasional membuat sinergi pusat dan daerah menjadi krusial. Ia menyebut kontribusi Jakarta terhadap perekonomian nasional masih sangat besar.
“Sebagai kota yang memberikan kontribusi 16,39 persen terhadap GDP (produk domestik bruto), dan Jakarta ini sekarang tumbuh 5,04 persen di triwulan ketiga ini, tentunya kami betul-betul berharap bisa bersinergi dengan pemerintah pusat,” ujarnya.
Pramono turut menyinggung perkembangan gig economy yang dinilai semakin signifikan di Jakarta. “Karena saya yakin Gig Economy ini sekarang ini sudah hampir 2,5 juta yang memanfaatkan ini di data terakhir dari statistik kita,” lanjut Pramono.
