KCI Bantah Konflik Kepentingan Impor KRL China dari Produsen Whoosh

6 February 2024, 17:15

Penumpang menunggu KRL di Stasiun Manggarai, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal LinggaPT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memastikan keputusan impor 3 rangkaian kereta KRL dari perusahaan asal China, CRRC Sifang Co., Ltd tidak ada hubungannya dengan kerja sama Indonesia dengan China atas proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) atau Whoosh.CRRC Sifang merupakan produsen kereta cepat Whoosh. Beredar kabar bahwa ada dugaan China Development Bank (CDB) mengancam akan menahan pinjaman untuk proyek Whoosh jika Indonesia mengimpor KRL bekas dari Jepang.Pasalnya, proposal pertama pengadaan KRL yang diterima oleh KCI adalah dari J-TREC (produsen KRL Jepang yang seluruh sahamnya dimiliki JR-East) pada Oktober 2023 lalu.Namun, produsen tersebut menyampaikan adanya perubahan rekomendasi teknis dan pembiayaan yang diajukan dari proposal sebelumnya alias menjadi lebih mahal.”Tidak ada hubungannya, pure tidak ada hubungannya. Pengadaannya, prosesnya, benar-benar pengadaan. tidak ada pengaruh dari siapa pun,” tegas VP Corporate Secretary KCI, Anne Purba, saat konferensi pers Selasa (6/2).Adapun KCI sempat berkomunikasi dengan J-TREC Jepang dan 2 perusahaan dari Korea Selatan yaitu Woojin dan Dawonsys sebelum akhirnya memutuskan bekerja sama dengan CRRC.Anne menambahkan, keputusan KCI juga diawasi oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sehingga tidak ada konflik kepentingan apa pun.”Jadi memang proses pengadaan harus ada pembanding, tidak ada rekomendasi dari siapa pun, kita kerja sama dengan korea ada 2 manufaktur, CRRC, dan J-TREC Jepang,” imbuhnya.Selain itu, dia memastikan KCI masih berhubungan baik dengan Jepang dan Korea Selatan meskipun akhirnya bekerja sama dengan China. Pasalnya, mayoritas armada KRL saat ini merupakan impor dari Jepang sehingga masih ada Long Term Partnership Agreement (LTPA).”Masih ada kerja sama LTPA, long term pengadaan suku cadang, hospitality training dengan Jepang. Kemudian dengan China kita ada beberapa sparepart yang disiapkan oleh mereka. Korea untuk kereta di KAI, kereta bandara ada dari KAI yang di Yogya, Solo, dari INKA kerja sama dengan Eropa,” jelas Anne.Selain itu, Anne juga menyebutkan kerja sama dengan negara-negara tersebut juga tidak hanya pengadaan armada, namun juga transfer pengetahuan tentang teknologi.”Bukan masalah negara yang mana tapi bagaimana bisa memenuhi sarana dan bisa melakukan transfer knowledge dan kami bekerja sama dengan berbagai hal, baik suku cadang pengadaan sarana, SDM, dan lainnya,” pungkas Anne.KCI sempat membeberkan alasan pemilihan CRRC Sifang dari 3 produsen lain yakni salah satunya karena memenuhi persyaratan dan harga yang lebih murah atau kompetitif.Setelah menerima proposal dari keempat pihak tersebut, KCI menilai CCRC Sifang dapat memenuhi spesifikasi teknis dan time delivery yang sesuai dengan persyaratan dan harga yang kompetitif dibandingkan produk lainnya.Total investasi pengadaan 3 rangkaian KRL Baru Impor oleh CRRC Sifang sekitar Rp. 783 miliar. Pembiayaan pengadaan sarana baru KRL berasal dari pinjaman KAI Commuter, Shareholder Loan dari PT KAI dan bantuan dari Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN).