Kawasan Hulu Ditebang, Potensi Bencana Hantui Banyuwangi

Kawasan Hulu Ditebang, Potensi Bencana Hantui Banyuwangi

Banyuwangi (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi melakukan mitigasi potensi ancaman bencana di wilayahnya. Terutama dampak dari penebangan hutan di kawasan lereng Gunung Ijen yang digunakan untuk proyek strategis nasional (PSN) pembangunan tower listrik tegangan tinggi.

Hasil mitigasi itu, BPBD Banyuwangi mencatat sekitar 32 hektare lahan hutan di wilayahnya masuk proyek tersebut. Ratusan bahkan ribuan pohon di kawasan Perhutani KPH Banyuwangi Barat menjadi gundul.

“Pembukaan lahan dikawasan perhutani dan hutan lindung itu akibat dari adanya proyek pembangunan tower listrik tegangan tinggi,” kata Kepala BPBD Banyuwangi Danang Hartanto.

Dampak dari pembukaan lahan tersebut berpotensi menimbulkan berbagai bencana. Di antaranya, tanah longsor, banjir hingga kebakaran hutan.

“Kita sudah memetakan potensi bencana banjir itu diperkirakan akan berdampak pada beberapa wilayah yang dilalui aliran sungai dari hulu di antaranya, Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Banyuwangi Kota,” terangnya.

Danang menyebut, aliran sungai dari hulu tersebut bermuara di wilayah hilir yakni kawasan Kota Banyuwangi. Dua sungai besar yang diprediksi akan menjadi wilayah aliran air yakni Sungai Kali Lo dan Sungai Sobo.

“Banyak pohon pohon besar bekas tebangan yang masih berserakan di hutan, itu kalau terbawa banjir sangat membahayakan. Karenanya kita minta pihak perusahaan dan Perhutani serta Kehutanan cabang Banyuwangi untuk segera melakukan langkah antisipasi potensi bencana salah satunya membersihkan atau mengamankan kayu kayu bekas tebangan,” jelas Danang.

Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan sutet di kawasan lereng Ijen tersebut merupakan proyek dari pusat. Sementara pemerintah daerah Banyuwangi tidak ikut terlibat. “Semua proses perijinan dan pembangunan menjadi urusan pemerintah pusat, tidak ada satupun yang melibatkan pemerintah daerah dan tidak ada pendapatan yang masuk ke pemerintah daerah,” jelas Danang.

Tak hanya di wilayah banyuwangi kota, bencana banjir juga menghantui masyarakat di sepanjang aliran sungai wilayah glenmore dan kalibaru. sebagaimana yang terjadi luapan banjir di sungai sukamade.

“Meskipun ini proyek nasional, setidaknya harus ada mitigasi dampak potensi bencana yang ditimbulkan dari proyek itu. Tapi, sejauh ini tidak ada. Sehingga, kita melakukan pemetaan potensi bencana, penyebab dan dampaknya. Hasilnya, kita sudah sampaikan kepada pihak terkait serta forkopimda untuk antisipasi dan penanganan bencana yang berpotensi terjadi saat musim hujan ini,” pungkasnya. (rin/kun)