Kasus Siswi SD Gresik Buta Dicolok Tusukan, Polisi Periksa Kepsek Lagi

21 September 2023, 4:22

Jakarta, CNN IndonesiaKepolisian masih mengumpulkan sejumlah keterangan terkait dugaan siswi SDN 236 Menganti, Gresik, berinisial SAH (8) yang mengalami kebutaan diduga akibat dicolok tusuk bakso oleh kakak kelas.
Pada Rabu (20/9) ini, Polres Gresik kembali memeriksa Kepala Sekolah SDN 236, Umi Latifah.
Pemanggilan itu untuk menjawab sejumlah gelagat kejanggalan yang ditunjukkan kepsek dalam kasus siswinya berinisial SAH yang dicolok tusuk bakso.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Hari ini kami lakukan pemeriksaan tambahan terhadap kepala sekolah,” ujar Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Aldhino Prima Wirdhan, Rabu (20/9).
Aldhino mengungkapkan setelah korban dicolok tusuk bakso, ayahnya, Samsul Arif sempat mendatangi sekolah, dan meminta rekaman CCTV pada 8 Agustus 2023. Namun, katanya, kepsek enggan memperlihatkan rekaman CCTV di sekolah tersebut pada diduga hari kejadian.
Sejak saat itu, selama 10 hari kedua belah pihak tarik ulur soal rekaman CCTV itu. Hingga akhirnya kepsek memanggil Bhabinkamtimbmas Polsek Menganti ke sekolah tersebut.
Pada momen tersebut, Aldhino menegaskan korban tidak melapor ke polisi. Adapun Bhabinkamtibmas, katanya, datang ke sekolah karena ditelepon kepala sekolah.
“Korban bukan lapor ke polsek, karena ada perdebatan antara orang tua siswi dan pihak sekolah dari tanggal 8 Agustus sampai 18 Agustus, akhirnya tanggal 18 itu kepala sekolah menghubungi Bhabinkamtibmas,” ujar Aldhino.

Memeriksa keterangan Bhabinkamtibmas Polsek Menganti

Aldhino mengatakan pihaknya juga sudah meminta keterangan Bhabinkamtibmas Polsek Menganti.
“…’Pak bisa bisa datang ke sini enggak, di sekolah ada problem, ada perdebatan dengan wali murid. Mohon pendampingannya ya,” lanjut Aldhino menirukan keterangan Bhabinkamtibmas yang memperoleh telepon dari Kepsek SDN 236 itu.
Bhabinkamtimbas lalu datang bersama Kanit Reskrim Polsek Menganti ke sekolah. Di sana, oleh sekolah mereka diminta untuk mengamankan rekaman CCTV. Namun, kedua polisi tersebut pada hari itu batal membawa rekaman CCTV.
“Nah pas datang itu, teknisi CCTV-nya enggak ada,” ujar Aldhino yang dikenal pula pernah menjadi Kanit Jatanras Polrestabes Surabaya itu.
Namun, versi berbeda disampaikan ayah SAH, Samsul Arif. Sebelum sekolah memanggil polisi, dia sudah terlebih dahulu minta pendampingan kepada Polsek Menganti.
Samsul mengaku meminta Polsek Menganti untuk mengamankan rekaman CCTV ke sekolah, namun tak kunjung ada kabar yang jelas.
Baru pada 21 Agustus 2023, Samsul mendengar kabar kalau sekolah telah menyerahkan rekaman CCTV itu kepada Polsek Menganti.
Mendengar kabar itu, Samsul berusaha meminta kepada Polsek Menganti untuk melihat rekaman CCTV itu. Lagi-lagi Samsul sama sekali tak dipertontonkan rekaman tersebut.
Merasa buntu di Polsek Menganti, Samsul memutuskan untuk melaporkan kasus yang menimpa anaknya ke Polres Gresik pada 28 Agustus 2023.
Kabar laporan Samsul itu sampai juga ke telinga kepala desa. Kepala desa lantas berinisiatif menggelar mediasi pada 2 September 2023.
Saat itu, Polsek Menganti menunjukkan rekaman CCTV kepada Samsul. Namun, ternyata yang ditunjukkan adalah rekaman bulan Mei 2023.
Terkait perbedaan versi dan rekaman CCTV itu pun akan didalami Polres Gresik. Sebagai informasi, sebelumnya polisi sudah meminta keterangan kepsel soal CCTV. Aldhino mengatakan berdasarkan pengakuan kepsek, CCTV itu hanya menyimpan rekaman selama 12 hari.
Tapi mengapa CCTV yang diperlihatkan ke Samsul adalah rekaman bulan Mei, padahal disebutkan semula diberikan ke Polsek Menganti pada 21 Agustus atau sekitar 3 bulan setelah direkam. Itulah, kata Aldhino, yang akan didalami polisi.
“Ini karena kita sudah dapat informasi dari orang tua, dari saksi-saksi yang lain, maka akan kita lakukan pemeriksaan tambahan terkait CCTV. Katanya durasi rekaman 12 hari. Kenapa kok yang ditampilkan bulan Mei? Lah itu yang mau kita tanyakan. Nanti kita akan kabari perkembangan penyidikan,” ujar Aldhino.
[Gambas:Video CNN]

Sementara itu, Kepsek SDN 236 Menganti Gresik Umi Latifah saat diwawancara CNNIndonesia TV pada Selasa (19/9) menegaskan akan kooperatif mendukung sepenuhnya atas kasus yang ditangani Polres Gresik itu.
“Sekolah mendukung pelaksanaan penyidikan ini, dan sepenuhnya sekolah membantu supaya hasil dari dugaan kekerasan yang ada di sekolah SDN 236 Gresik segera terungkap,” ujarnya.
Adapun soal CCTV di sekolah, Umi menyatakan pihaknya sudah menyerahkan ke kepolisian pada Sabtu (16/9) lalu.
“Semua sedang diteliti oleh kepolisian Polda Jawa TImur,” ujarnya saat ditanya soal CCTV.
Lebih lanjut, dia menerangkan pihak sekolah sudah mendapat laporan dari orang tua korban terkait dugaan kekerasan sejak 7 Agustus 2023 lalu. Menyikapi hal tersebut, sekolah pun telah melakukan proses klarifikasi ke siswa-siswa sekolah itu.
“Pihak sekolah sudah menerima laporan tersebut sejak 7 Agustus 2023, sudah melakukan klarifikasi ke seluruh anak-anak, namun kami belum menemukan adanya indikasi pemalakan yang ada di sekolah kami,” kata Umi.
Saat ditanya siapa yang berbohong terkait dugaan pemalakan berujung kekerasan, Umi menjawab, “Sekolah tidak menyatakan siapa yang berbohong. Nanti akan terungkap sendiri dengan penyelidikan kepolisian Polres Gresik.”
Baca berita lengkapnya di sini. (tim/kid)

Tokoh

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi