Kasus Gagal Ginjal Akut Muncul Lagi, Begini Perjalanan Kasusnya

7 February 2023, 6:06

TEMPO.CO, Jakarta – Kasus gagal ginjal akut atau Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak kembali mencuat. Kementerian Kesehatan mengungkapkan ada dua kasus baru di Jakarta, satu diantaranya meninggal dunia beberapa hari lalu. Diketahui kedua korban mengonsumsi obat sirup. Adapun kasus gagal ginjal akut ini telah terjadi di Tanah Air sejak November tahun lalu. Berikut perjalanan kasus gagal ginjal akut yang telah memakan korban hingga ratusan anak.1. Temuan di DKI Jakarta Pada Oktober 2022, Dinas Kesehatan DKI Jakarta meminta masyarakat mewaspadai penyakit ini. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Dwi Oktavia mengatakan pihaknya menerima puluhan laporan kasus gagal ginjal akut pada anak usia di bawah 6 tahun sejak Januari 2022. Ia pun meminta masyarakat mewaspadai penyakit itu dan jangan menunda waktu untuk segera berobat jika menemukan gejala penyakit misterius tersebut. Gejala awal gangguan ginjal akut misterius itu, antara lain demam, diare, muntah, serta batuk dan pilek. Gejala lanjutan adalah penurunan jumlah urine dan frekuensi buang air kecil. Badan mengalami pembengkakan dan terjadi penurunan kesadaran serta sesak nafas. Saat itu belum diketahui penyebab gangguan ginjal akut itu karena masih dalam investigasi. Namun, ia mencatat sejak 1 Januari hingga 13 Oktober 2022, Dinas Kesehatan DKI mencatat 42 laporan kasus gagal ginjal akut misterius pada anak di Jakarta. Dari 42 kasus itu, 29 ditemukan pada laki-laki, dan 13 kasus perempuan. Sebanyak 37 kasus ditemukan pada balita dan lima kasus pada pasien usia 5-18 tahun. Selama perawatan, 25 pasien meninggal, 7 masih rawat inap dan 10 kasus sembuh.2. Obat sirup jadi penyebabMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan kasus gagal ginjal akut pada anak disebabkan cemaran zat kimia Etilen Glikol (EG ), Dietilen Glikol (DEG), dan Etilen Glikol Butil Eter (EGBE) pada obat Sirup yang melebihi batas aman. Menurut Budi, kepastian ini dikeluarkan setelah Kementerian Kesehatan melakukan penelitian cukup panjang. “Hasilnya kita simpulkan penyebabnya adalah obat-obat kimia yang merupakan cemaran dari pelarut obat itu,” ujar Budi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 24 Oktober 2022. Jumlah pasien gagal ginjal akut kemudian mengalami lonjakan pada September 2022, yakni mencapai 78 orang. Pada awal bulan tersebut, jumlah pasen pun bertambah menjadi 141 orang. Budi mengatakan sebagian besar pasien yang mengalami gagal ginjal berusia di bawah lima tahun. 3. Dalih BPOMKepala Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM Penny K Lukito mengatakan BPOM tidak bisa mengawasi produk dengan senyawa EG dan DEG, karena belum ada standar internasional yang dijadikan patokan pengawasan. “Kami tidak bisa melakukan pengawasan produk jadinya dengan kandungan cemaran, karena belum ada standar internasional yang ada,” kata Penny dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX DPR, Selasa, 2 November 2022.Oleh sebab itu, Penny menyebut BPOM mengembangkan metodologi sendiri untuk menguji cemaran pada bahan baku farmasi. Hasilnya, kata dia, obat dengan kandungan pelarut EG dan DEG diduga ada cemarannya.4. Impor bahan baku obat tak terawasiPenny berujar impor bahan baku obat berupa polyethylene glycol (PEG), propylene glycol (PG) maupun etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) tidak melalui surat keterangan impor (SKI) BPOM. Ia menyatakan bahan baku obat itu masuk lewat Kementerian Perdagangan (Kemendag), sehingga penggunaannya tidak bisa diawasi BPOM.Penny menyebutkan bahan baku obat sirop itu masuk dari luar negeri secara umum sebagaimana bahan kimia lainnya. Padahal bahan baku tambahan dalam proses produksi obat itu seharusnya masuk dalam jangkauan pharmaceutical grade. “Artinya BPOM tidak bisa melakukan pengawasan,” kata Penny saat rapat kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 2 November 2022.5. Kemendag akui belum diaturPada 4 November 2023, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi mengatakan importasi bahan kimia Propilen Glikol (PG) dan Polietilen Glikol (PEG) yang digunakan sebagai bahan baku obat tidak termasuk dalam kategori larangan terbatas (lartas). Karena itu, komoditas tersebut tidak termasuk dalam importasi yang diatur oleh Kemendag. Adapun aturan importasi untuk beberapa bahan kimia lainya juga belum diatur oleh Kemendag, yaitu Sorbitol (HS Code 29054400), Gliserin/Gliserol (HS Code 29054500), Etilen Glikol (EG) (HS Code 29053100), Etilen Glikol (EG) (HS Code 29053100), Dietilen Glikol (DEG) (HS Code 29094100).6. Peredaran obat sirup disetopPada 9 November 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM menarik 69 izin edar obat sirup yang diproduksi oleh tiga industri farmasi. Ketiga pabrik farmasi itu adalah PT Yarindo Farmatama, PT Universal Pharmaceutical Industries, dan PT Afi Farma. 69 obat sirup ditarik setelah ketiga perusahaan farmasi tersebut terbukti menggunakan bahan baku pelarut berupa propilen glikol dalam kegiatan produksinya. Bahan pelarut tersebut yang kemudian menyebabkan cemaran EG yang melebihi ambang batas aman pada berbagai obat sirop.7. Lima perusahaan jadi tersangkaBareskrim Polri hingga kini telah menetapkan tersangka dalam kasus gagal ginjal akut pada anak, yakni PT Afi Farma, CV Samudra Chemical, PT Tirta Buana Kemindo, CV Anugrah Perdana Gemilang, serta PT Fari Jaya Pratama. Diketahui PT Afi Farma merupakan produsen obat sirop dengan kadar EG dan DEG melebihi ambang. Sementara itu, CV Samudra Chemical merupakan pemasok bahan baku bagi PT Afi Farma tersebut. Sementara tiga perusahaan lainnya merupakan distributor bahan baku bukan penjual obat jadi dan sebutan mereka adalah pedagang besar farmasi atau PBF.8. Ditemukan dua kasus baru di DKI JakartaPada Senin, 6 Februari 2023, Kemenkes mengaku kembali mendapatkan laporan baru gagal ginjal akut. Terdapat dua kasus yang dilaporkan ke Kemenkes, satu kasus sudah dinyatakan terkonfirmasi sementara satu lainnya masih berstatus suspek.Juru Bicara Kementerian Kesehatan M. Syahrul mengatakan kedua kasus baru itu ditemukan di DKI Jakarta. Korban terkofirmasi adalah anak berusia satu tahun yang meninggal pada 1 Februari 2023. Korban disebut sempat mengonsumsi obat sirup penurun demam dengan merk Praxion. Sementara satu korban suspek adalah anak berusia 7 tahun yang hingga saat ini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Korban juga disebut sempat mengonsumsi obat sirup penurun demam, namun Syahril tak menyebutkan merk obatnya. RIANI SANUSI PUTRI | M JULNIS FIRMANSYAHBaca juga: 2 Kasus Baru Gagal Ginjal Akut di Jakarta, Satu Pasien Meninggal Usai Konsumsi Praxion

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi