Kasus di Gempol 9, Polres Pasuruan Masih Periksa 2 Saksi

Kasus di Gempol 9, Polres Pasuruan Masih Periksa 2 Saksi

Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus kekerasan terhadap oknum wartawan yang terjadi di area Gempol 9 berlanjut di ranah polisi. Hal ini dikatakan oleh Kanit Pidum Polres Pasuruan, Joko Yulianto.

Joko mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa bebeberapa saksi dalam kasus kekerasan ini. Menurutnya pemeriksaan ini sudah dilakukan sejak Senin (19/8/2024) kemarin.

“Untuk korban masih belum kami mintai keterangannya, karena kondisinya masih sakit. Kalau saksi lainnya sudah kami periksa hari ini ada dua saksi yang kami periksa,” jelas Joko, Kamis (22/8/2024).

Sementara itu, kuasa hukum oknum wartawan, Zainurifan membenarkan pemeriksaan beberapa saksi dalam kasus Gempol 9. Dirinya juga mengatakan bahwa sudah beberapa saksi yang diperiksa oleh polisi.

Zainurifan sendiri membantah tentang tindakan yang selama ini diberitakan pada media tidak benar. Dirinya juga menjelaskan bahwa kliennya tersebut sudah membayar kekurangan saat bayar karaoke.

“Hari itu juga langsung dilunasi, klien saya juga mengasih STNK mobil klien saya untuk menjadi jaminan. Jadi semua yang diberitakan itu tidak benar,” terangnya.

Sementara itu pemilik warung kopi Endel, Sayefi yang berada di Gempol 9 mengakui bahwa dirinya sempat menerima STNK. Tak hanya itu, Sayefi juga membantu pengobatan oknum wartawan sebesar Rp 1 juta.

“Sudah saya bantu mas waktu pengobatan kemaren, mau aku kasih Rp 2 juta, tapi gak mau, jadi saya kasih Rp 1 juta untuk berobat. Aku juga minta biar tidak usah diperpanjang lagi kasusnya,” jelasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya sejumlah pengunjung mengamuk dan menghajar oknum wartawan di Gempol 9 beberapa waktu lalu diduga akibat mabuk .

Cekcok antara Sayefi dengan dan sejumlah oknum semakin memanas membuat oknum wartawan tersebut berbuat onar dengan membanting meja.

Sontak hal ini membuat para pengunjung lainnya marah dan terusik, yang kemudian membuat keempat oknum wartawan tersebut dihajar.

“Jadi yang berkelahi itu bukan dengan preman, tapi dengan sesama pengunjung lainnya. Karena para oknum tersebut menantang semua pengunjung dan juga anggota yang kebetulan ngopi di cafe,” tambahnya (ada/ted)