Ponorogo (beritajatim.com) – Ponorogo dibuat geger dengab kasus anak bunuh orang tua yang terjadi beberapa hari lalu. Suasana duka pun masih menyelimuti warga Desa Pomahan, Kecamatan Pulung, Ponorogo.
Tragedi berdarah yang menewaskan pasangan suami istri, Kaseno dan Sarilah, oleh anak kandung mereka sendiri, Sukar itu, menyisakan luka mendalam sekaligus kecemasan untuk warga desa setempat.
Sejak peristiwa itu, rumah duka tak pernah sepi dari warga yang datang bertakziah. Namun, di balik doa dan belasungkawa, terselip rasa takut yang masih menghantui masyarakat.
Mereka khawatir Sukar, yang disebut memiliki riwayat gangguan jiwa, tidak diproses secara hukum dan justru dikembalikan ke desa tanpa penanganan medis yang memadai.
Keresahan warga itu, diungkapkan oleh Harianto, salah satu Perangkat Desa Pomahan. Menurutnya, warga takut jika Sukar langsung dikembalikan ke desa. Mereka meminta instansi berwenang, untuk benar-benar menyembuhkan Sukar.
“Masyarakat meminta agar Sukar benar-benar mendapatkan perawatan medis terlebih dahulu. Kalau tidak, tentu menimbulkan rasa takut bagi warga jika yang bersangkutan kembali ke desa tanpa pengobatan,” ungkap Harianto, ditulis Jumat (26/9/2025).
Kekhawatiran itu bukan tanpa alasan. Kapolsek Pulung, AKP Rosyid Effendi, mengungkapkan hasil monitoring pihaknya menemukan ada 146 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di wilayah Kecamatan Pulung. Mereka terbagi dalam kategori ringan hingga berat.
“Untuk kasus Sukar sendiri, pihak keluarga sebelumnya sempat menolak dilakukan pengobatan. Ini menjadi catatan penting agar kejadian serupa tidak terulang,” tegas AKP Rosyid.
Sementara itu, tim penyidik Satreskrim Polres Ponorogo masih terus bekerja mendalami kasus tersebut. Pemeriksaan intensif, termasuk tes kejiwaan terhadap Sukar, tengah dilakukan untuk memastikan langkah hukum maupun medis yang akan ditempuh.
Hingga kini, masyarakat Desa Pomahan berharap ada kepastian bahwa pelaku benar-benar mendapatkan penanganan sesuai kondisi mentalnya. Sebab, rasa kehilangan yang mereka alami belum sepenuhnya pulih, ditambah lagi kecemasan jika tragedi kelam itu berulang di kemudian hari. [end/ian]
