Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

‘Karpet Merah Starlink’ hingga Desakan Berjualan di 3T

‘Karpet Merah Starlink’ hingga Desakan Berjualan di 3T

Bisnis.com, JAKARTA – Layanan satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) Starlink masuk ke Indonesia dengan hanya bermodal kantor virtual dan mengincar pasar gemuk perkotaan. Muncul desakan agar satelit Elon Musk melayani daerah rural yang sulit mendapat akses internet. 

Starlink melayani Indonesia sejak awal 2024. Namun, baru secara resmi Elon Musk datang ke Indonesia pada 19 Mei 2024, dan mengumumkan hadirnya layanan ini ke sejumlah pasar mulai dari ritel hingga sektor kesehatan. 

Saat pertama kali hadir, Starlink menuai kecaman karena dikhawatirkan menggerus pasar pemain lokal. 

Di sisi lain, industri telekomunikasi juga mempertanyakan mengenai layanan purna jual Starlink. Elon Musk hanya menghadirkan kantor virtual untuk melayani pelanggan di Indonesia. Sementara itu, perusahaan telekomunikasi, yang juga mengincar pasar ritel harus membangun ratusan hingga ribuan kantor pelayanan customer. 

Dalam perkembangan terbaru, pada Desember 2024, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengeluarkan kajian yang meminta Starlink menghadirkan internet di daerah rural khususnya daerah tertinggal, terdepan dan terluar.

Melihat hal ini, Sekjen Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Marwan O Bassir menuturkan bahwa dirinya mendukung studi yang dilakukan oleh KPPU. 

Starlink dapat menjadi backhaul yang akan menambah kapasitas jaringan di daerah 3T.

“Ya mendukung studinya KPPU, karena satu, backhaul itu menambah kapasitas, yang kedua kita pure mendukung rural, dan kolaborasi, bekerja sama,” kata Marwan.

Perangkat penangkap sinyal Satelit StarlinkPerbesar

Tidak hanya itu, Marwan juga mendukung kajian yang dilakukan oleh KPPU terkait dengan skema direct to sell bagi penyedia layanan satelit LEO.

Dalam kajian KPPU, disebutkan bahwa penyedia jasa internet melalui LEO memiliki keunggulan teknologi yang dominan dibandingkan pelaku usaha yang seluler, fiber optik dan satelit. 

Salah satunya adalah penyedia layanan LEO dapat menjual jasanya ke wilayah yang tidak dapat dijangkau oleh pelaku usaha seluler atau fiber optik. Hal ini, dilihat oleh KPPU membuka adanya praktik direct to sell yang akan mengganggu pasar.

Maka dari itu, menilai penting untuk melakukan pengawasan persaingan usaha secara konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan. Langkah ini bertujuan untuk menghindari praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat yang dapat merugikan industri.

Berdasarkan kajian ini, Marwan menuturkan bahwa ATSI bakal segera bersurat ke pemerintah guna mendukung kajian KPPU tentang penyedia jasa layanan internet LEO.

“ATSI akan ngirim surat ke pemerintah menanggapi tanggapan dari studi itu. Intinya kita mendukung studi itu, dan kita mengharap pemerintah menjaga tata niaganya,” ucap Marwan.

Tidak hanya ATSI, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet (APJII) menilai beroperasi Starlink di Indonesia perlu dibarengi dengan peningkatan investasi di tanah air. 

Sekretaris Umum APJII Zulfadly Syam menyebut, peningkatan investasi Starlink di Indonesia perlu dilakukan agar memiliki pengaruh yang lebih bagi Indonesia, salah satunya penyerapan sumber daya manusia (SDM).

“Jika Apple lewat Iphone 16, diributkan karena  masalah investasi di indoensia. Harusnya treatment yang sama diberlakukan dengan starlink juga. Harus equal karena Sama-sama teknologi untuk user,” kata Zulfadly kepada Bisnis.

Namun, beroperasinya Starlink di daerah 3T, kata Zulfadly merupakan langkah tepat guna memperkuat jaringan dan pemerataan di wilayah rural.

“Untuk daerah 3T juga harus ada barometernya, jangan semua merasa 3T padahal jaringan FO dan 4G udah masuk daerah tersebut,” ucapnya.

Di sisi operator seluler, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) sepakat dengan langkah KPPU yang meminta Starlink untuk beroperasi di wilayah 3T

Head of External Communications XL Axiata Henry Wijayanto mengatakan, langkah ini sudah tepat dilakukan sebagai sinergi guna memberikan layanan bagi seluruh daerah yang ada di Indonesia.

“iya, karena saling melengkapi, kita operator punya keterbatasan juga untuk menjangkau daerah rural dan Starlink bisa menjangkau,” tutur Henry.