Pacitan (beritajatim.com) – Pada momentum Idul Adha 1446 Hijriah, Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji menyerahkan hewan kurban berupa satu ekor sapi dan 12 ekor kambing kepada masyarakat. Sapi jenis limosin dengan bobot sekitar 500 kilogram tersebut dibeli dari peternak lokal di Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan, seharga Rp36 juta.
Sapi tersebut diserahkan kepada warga Dusun Kepuh, Desa Ploso, Kecamatan Punung. Sementara itu, 12 ekor kambing didistribusikan ke masing-masing dari 12 kecamatan di Kabupaten Pacitan.
“Dua ekor sapi, satu dari Presiden RI Prabowo, dan 12 kambing kami bagikan kepada warga yang membutuhkan di 12 kecamatan,” ujar Bupati Indrata Nur Bayuaji usai menyerahkan sapi kurban secara simbolis di depan Pendopo Kabupaten Pacitan, Kamis (5/6/2025).
Selain menyerahkan sapi pribadi, Bupati juga menyampaikan bantuan kurban dari Presiden RI Prabowo Subianto berupa satu ekor sapi yang diserahkan kepada Pondok Pesantren Al Anwar, Kelurahan Ploso, Pacitan.
Mas Aji, sapaan akrab Bupati, berharap semangat berkurban ini mendorong masyarakat untuk terus meningkatkan empati dan berbagi kepada sesama.
“Semoga masyarakat yang mampu bisa ikut berkurban, sehingga yang kurang mampu juga bisa ikut menikmati,” harapnya.
Terkait sapi bantuan Presiden, Bupati mengapresiasi kualitas peternakan di Pacitan. “Kalau melihat sapi yang dibeli Presiden dari peternak Pacitan ini besar-besar. Artinya peternak kita mumpuni dalam beternak. Semoga ke depan semakin banyak peternak unggul dan kita dijauhkan dari wabah seperti PMK maupun antraks,” pungkasnya.
Adapun sapi Presiden dibeli dari Tukiman, peternak asal Desa Kledung, Kecamatan Bandar, Pacitan. Tukiman mengaku terharu dan bangga karena sapi limosin peliharaannya dipilih sebagai hewan kurban Presiden.
“Sapi ini hasil anakan dari induk yang ada di rumah, melalui proses inseminasi buatan. Saya pelihara selama 3,5 tahun,” ungkap Tukiman saat membawa sapinya ke Pendopo Pacitan.
Ia menjelaskan, sapi seberat 900 kilogram tersebut diberi pakan seimbang antara hijauan dan konsentrat. “Polar atau pakan perangsang hanya saya beri dua piring saat masih kecil. Saat besar, sekitar 10 kilogram per hari ditambah rumput secukupnya untuk memperlebar tulang rusuk,” jelasnya.
Sapi itu akhirnya dibeli melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan dengan harga Rp80 juta.
“Saya bersyukur karena sapi saya memenuhi kriteria kesehatan dan dibeli oleh Presiden. Senang, tapi juga sedih harus berpisah dengan peliharaan saya ini,” ujarnya dengan haru. [tri/aje]
