Jusuf Kalla Sanjung Haedar Nashir: Beliau Guru kita Semua

5 March 2024, 1:00

Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla, saat diwawancarai wartawan di kediamannya di Brawijaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparanWakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan rasa bangganya terhadap sosok Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Hal ini disampaikannya dalam acara peluncuran buku ‘Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir’ di Perpusnas, Jakarta Pusat, Senin (4/3).”Pertama saya ingin ucapkan selamat ulang tahun dulu untuk Pak Haedar yang ke-66. Dari segi umur ini, saya ini Kakak beliau. Tapi dari segi pengetahuan, beliau ini guru kita semuanya,” kata JK.Dia kemudian menjelaskan perihal modernisasi dan moderasi. Menurutnya, moderasi adalah akibat dari modernisasi kehidupan.”Kelihatannya hampir sama tetapi berbeda. Tetapi moderasi adalah akibat dari modernisasi dari kehidupan. Seperti pengetahuan dan keilmuan. Dan ini mengingatkan betapa pendidikan akan begini terus kita, jadi dengan pendidikan, pergaulan juga kemajuan,” tuturnya.Peluncuran buku ‘Jalan Baru Moderasi Beragama Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir’ di Perpustakaan Nasional, Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (4/2/2024). Foto: Thomas Bosco/kumparanPolitikus senior itu kemudian menyinggung penyebab konflik antar umat beragama. Menurutnya, konflik itu bisa terjadi karena ada pengaruh dari luar dan politik.”Kalau antara agama, selalu konflik timbul karena pengaruh luar, dan politik. Apa yang menjadi pengalaman saya di Poso, Ambon, itu bukan pertentangan agama, cuma agama dibawa karena ketidakadilan politik. Jadi ketidakadilan lah, politik lah, waktu itu, demokrasi yang tiba-tiba muncul mengakibatkan perbedaan situasi politik, yang kemudian agar lebih besar maka dimasuklah agama di dalamnya, maka terjadilah perang antar agama,” terang JK.Kata JK, Haedar mengajar bahwa hanya dengan moderasi maka Indonesia ini bisa bersatu.”Begitulah Pak Haedar menyatakan bahwa hanya lah dengan moderasi maka Indonesia ini bisa bersatu. Jika bersatu maka sudah pasti besar, intinya begitu,” ujarnya.”Makanya Muhammadiyah berkemajuan, karena berkemajuan bisa terjadi apabila tidak ada konflik, damai. Kedamaian timbul apabila saling memahami, jika saling memahami dengan toleransi. Urutannya begitu makanya menjadi berkemajuan,” tutupnya.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi