Justin Bieber Akui Punya ‘Anger Issues’, Kesulitan Mengendalikan Amarah

Justin Bieber Akui Punya ‘Anger Issues’, Kesulitan Mengendalikan Amarah

Jakarta

Penyanyi Justin Bieber baru-baru ini membuat para penggemarnya khawatir. Lewat postingan di akun Instagram miliknya, ia mengaku mempunyai ‘masalah amarah’ atau ‘anger issues’.

Hal itu membuatnya merasa sangat hancur. Bieber juga menanggapi komentar orang-orang untuk berhenti mendesaknya ‘sembuh’. Sebab, ia mengaku merasa lelah karena harus memikirkan dirinya sendiri sepanjang waktu.

“Orang-orang terus menyuruhku untuk sembuh. Tidakkah menurutmu jika aku bisa memperbaiki diriku sendiri, aku pasti sudah melakukannya? Aku tahu, aku hancur. Aku tahu punya masalah amarah,” tulisnya dalam postingan yang dikutip dari Channel News Asia.

“Sepanjang hidupku, aku mencoba melakukan pekerjaan itu agar menjadi seperti orang-orang yang mengatakan bahwa aku perlu diperbaiki seperti mereka. Dan itu terus membuatku semakin lelah dan semakin marah. Semakin keras aku mencoba untuk tumbuh, fokusku hanya pada diriku sendiri,” sambungnya.

Bieber mengatakan satu-satunya yang membuatnya ingin terus hidup adalah Tuhan. Ia merasa sangat lelah untuk memikirkan tentang dirinya sendiri.

Menurut Bieber, kemarahannya adalah respons terhadap rasa sakit yang telah dialaminya.

Apa Itu Anger Issues?

Dikutip dari Healthline, kemarahan adalah respons alam dan naluriah terhadap ancaman. Sebagian kemarahan diperlukan untuk kelangsungan hidup kita.

Kemarahan menjadi masalah saat seseorang kesulitan untuk mengelolanya, yang menyebabkan orang tersebut mengatakan atau melakukan hal-hal yang akan disesali.

Sebuah studi tahun 2010 menemukan bahwa kemarahan yang tidak terkendali berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Kemarahan juga dapat dengan cepat meningkat menjadi kekerasan verbal atau fisik, yang dapat merugikan diri sendiri dan orang di sekitarnya.

Banyak hal yang dapat memicu anger issues atau kemarahan ini, seperti:

StresMasalah keluargaDepresiGangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)Penyalahgunaan alkoholGangguan hiperaktivitas defisit perhatianBipolarKesedihanGejala Anger Issues

Kemarahan dapat menyebabkan gejala fisik dan emosional. Meskipun wajar untuk mengalami gejala-gejala ini sesekali, orang dengan masalah kemarahan cenderung mengalami gangguan yang lebih sering dan pada tingkat yang lebih parah.

Gejala fisik

Kemarahan memengaruhi berbagai bagian tubuh, termasuk jantung, otak, dan otot. Sebuah studi tahun 2011 menemukan bahwa kemarahan juga menyebabkan peningkatan testosteron dan penurunan kortisol.

Tanda dan gejala fisik kemarahan meliputi:

Peningkatan tekanan darahPeningkatan detak jantungSensasi kesemutanKetegangan otot

Gejala emosional

Ada sejumlah emosi yang berjalan seiring dengan kemarahan. Gejala emosional ini mungkin muncul sebelum, selama, atau setelah episode kemarahan:

Mudah tersinggungFrustrasiKecemasanAmarahStresMerasa kewalahanRasa bersalah

(sao/kna)