Surabaya (beritajatim.com) – Judi online dan pinjaman online (pinjol) masih mendominasi penyebab tingginya perceraian di Surabaya. Meski tak diungkap secara langsung, fakta itu terungkap ketika persidangan perceraian berlangsung
Humas PA Surabaya Dr Tamat Zaifudin SH MH mengatakan, para pemohon perceraian dalam pendaftaran memang tidak menjelaskan secara langsung alasan bercerai.
“Waktu permohonan paling banyak mengatakan karena faktor ekonomi, tapi setelah digali di persidangan baru terungkap tidak dinafkahi karena suami uangnya habis untuk judi online, kalau nggak, suami jarang pulang karena judi online,” ujar Tamat, Rabu (10/7/2024).
Ditambahkan Tamat, alasan terjerat pinjol juga masih mendominasi pengajuan perceraian. Untuk pinjol ini, yang terjerat tidak hanya pihak laki-laki namun juga perempuan.
“Jadi ada yang mengajukan perceraian pihak laki-laki, karena istrinya terjerat pinjaman online,” tambahnya.
Sebelumnya, Pengadilan Agama (PA) Surabaya mencatat selama bulan Januari hingga Juni 2024, ada 2.275 orang mengajukan gugatan perceraian. Dari jumlah tersebut, pemohon perceraian didominasi pihak perempuan yakni 1.650 (cerai gugat) orang sementara pemohon cerai laki-laki ada 625 orang.
Tercatat ada 479 warga Surabaya yang mengajukan perceraian di bulan Juni 2024. Dari 479 orang tersebut, 127 orang mengajukan cerai talak sementara 349 mengajukan cerai gugat.
“ Kalau cerai talak yang mengajukan cerai pihak laki-laki ada 127 orang, sedangkan cerai gugat yang mengajukan perceraian adalah pihak perempuan asa 349 orang,” ujar humas PA Surabaya, Tamat Zaifudin, Selasa (9/7/2024).
Untuk bulan Juni ini angka perceraian paling tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Di bulan Mei misalnya, PA Surabaya mencatat ada 89 cerai talak dan 233 cerai gugat.
Pun demikian di April, PA Surabaya mencatat 78 orang mengajukan cerai talak, 157 orang mengajukan cerai gugat. [uci/beq]
