JL-3 dan YJ-21, Rudal Mematikan China yang Dipamerkan Dihadapan Prabowo

JL-3 dan YJ-21, Rudal Mematikan China yang Dipamerkan Dihadapan Prabowo

Bisnis.com, JAKARTA —  Rudal JL-3 dan YJ-21 menjadi dua inovasi alutista ditampilkan China dihadapan Presiden Prabowo Subianto. Kedua rudal tersebut memiliki kemampuan yang luar biasa.

Dalam pameran pertahanan, selain memamerkan sistem pertahanan murah untuk menghadapi ancaman drone yang semakin meluas, China juga menampilkan segudang rudal penjelajah yang dapat melumpuhkan alat perang lawan, diantaranya adalah Rudal JL-3 dan YJ-21. Berikut spesifikasinya:

JL-3

Rudal balistik China JL-3 adalah senjata nuklir generasi terbaru yang diluncurkan dari kapal selam, dan menjadi komponen penting dalam pengembangan triad nuklir China yang memperkuat pencegahan strategis negara tersebut.

Rudal ini diperkirakan memiliki daya jangkau 9.000 km hingga lebih dari 10.000 km (sekitar 6.200 mil), sehingga mampu mencapai wilayah daratan Amerika Serikat dari perairan dekat China. Jangkauan JL-3 jauh melampaui pendahulunya (JL-2) yang hanya sekitar 7.200 km, sehingga meningkatkan kemampuan China untuk melakukan serangan nuklir dari lokasi-lokasi yang lebih aman di dekat pantainya

Alat perang ini juga memiliki kemampuan MIRV (Multiple Independently targetable Reentry Vehicle), kemungkinan mampu membawa 3 hulu ledak nuklir berkekuatan 250–1000 kiloton per hulu ledak.

Rudal Balistik JL-3 China

Dilengkapi dengan sistem navigasi Astro-internal dan BeiDou navigation system, tingkat akurasi diperkirakan CEP (Circular Error Probable) sekitar 100 meter. JL-3 dapat pada kapal selam kelas Jin (Type 094) dan nanti di kapal selam generasi baru Type 096 yang sedang dalam pembangunan.

JL-3 pertama kali diuji pada November 2018 di Laut Bohai. Sejak tahun 2023, JL-3 telah operasional dan digunakan pada kapal selam kelas Jin milik Angkatan Laut PLA. Rudal ini juga telah menjadi bagian dari upaya China menciptakan pencegahan nuklir berbasis laut yang kredibel serta memberi dimensi baru pada modernisasi militer China.

YJ-21

Rudal balistik hipersonik anti-kapal YJ-21 ditujukan untuk menghantam target laut bernilai tinggi, atau yang dijuluki militer sebagai “pembunuh kapal induk.” Rudal ini mampu melaju dengan kecepatan supersonik dan kemungkinan memiliki jangkauan lebih dari 600 km.

YJ-21 sudah pernah diuji diluncurkan dari kapal perusak Angkatan Laut PLA, sementara media pemerintah menayangkan pesawat pengebom H-6 yang dilengkapi rudal ini, menegaskan fleksibilitas serta integrasinya dengan berbagai platform militer.

Rudal YJ-21 dikenal sebagai “Eagle Strike 21”, yang mampu memberikan ancaman serius terhadap kapal induk dan kapal perang besar lawan dengan kecepatan dan manuver tingkat tinggi.

Rudal ini memiliki panjang sekitar 8–9 meter, diameter: 0,76–0,85 meter, bobot sekitar 2.000 kg dan kecepatan Mach 6 (midcourse), terminal sampai Mach 10 (12.300 km/jam).

Dengan spesifikasi tersebut, YJ-21 memiliki keunggulan berupa serangan presisi sangat cepat, dapat melintasi atmosfer sebelum masuk kembali dan melakukan manuver, sehingga meningkatkan kecepatan terminal dan efektivitas menyerang kapal induk atau destroyer lawan dan dapat diluncurkan dari kapal perang dan pengebom strategis, sehingga fleksibel dan meningkatkan daya jangkau serangan.

YJ-21 melampaui YJ-18 dan YJ-12 dari segi jangkauan dan kecepatan, serta menambah flight path balistik seperti DF-21D namun lebih fleksibel karena bisa diluncurkan dari kapal perang/udara. Teknologi hipersonik dan terminal maneuver membuat YJ-21 menjadi ancaman baru yang lebih sulit dicegat dibandingkan generasi sebelumnya.

HQ-29

China juga menampilkan HQ-29, sistem yang dirancang untuk mencegat rudal musuh saat masih berada di luar angkasa. Meski detail kemampuannya masih minim, ukurannya yang besar mengisyaratkan jangkauan sangat luas. Sistem serupa di Barat adalah SM-3 Block IIA, yang dapat diluncurkan dari darat maupun kapal, meski tidak bersifat mobile di jalan raya seperti HQ-29.