Magetan (beritajatim.com) – Jaringan Gawagis Nusantara (JGN) menyerukan agar masyarakat kembali bergandengan tangan usai hajatan Pemilu 2024 telah usai digelar pada 14 Februari 2024 silam.
Pesan ajakan untuk berdamai itu, tersampaikan dalam silaturahmi para Gus atau Putra Kyai Se-Matraman yang dikemas dalam acara bertajuk Liwetan & Tasyakuran Pemilu Damai yang digelar di Pondok Pesantren Unggulan An Najah YPM Darul Ulum Poncol Magetan, Minggu (10/3/2024)
Habib Mustofa atau akrab disapa Gus Toev Selaku pengasuh PP Unggulan An Najah sekaligus sebagai Sekjen Jaga Nusantara mengakui, selama pagelaran Pemilu dan Pilpres di internal Asparagus (Aspirasi Para Gus) yang di Magetan sempat terpolarisasi. Ada pendukung 01, ada yang lebih memilih 02, dan ada yang berlabuh di 03.
“Kita jangan sampai menjadi bagian dari terjadinya politik identitas. Politik yang terpolarisasi, yang akhirnya tidak efektif. Komunikasi di Asparagus sempat tegang. Terutama yang muda-muda, masih baper (membawa perasaan) saat Pilpres. Tapi malam ini sudah cair semua,hal ini bisa dilihat saat tadi dalam acara penuh dengan guyonan dan gojlokan” ungkapnya.
Gus Toev juga berharap masyarakat kembali ke kehidupan masing-masing dan kembali bergandengan tangan. Secara sosial juga kembali melakukan komunikasi yang sempat tersekat akibat perbedaan pilihan politik.
“Pemilu sudah selesai, kita juga sama-sama tidak tahu siapa nanti yang jadi, kita pasrahkan saja kepada KPU. Jadi sudah tidak ada lagi 01, 02 ataupun 03,” ungkapnya.
Menurutnya, hadirnya Asparagus, ingin menjadi bagian yang bisa mempercepat kembalinya situasi Indonesia agar segera fokus kepada pembangunan yang lebih konkret.
Setidaknya kurang lebih ada 70 Gus (Putra Kyai) yang hadir dalam silaturahmi itu, bahkan tidak hanya dari Magetan, tapi juga berasal dari Kota Madiun, Kab Madiun Ponorogo, dan Ngawi.
Gus Toev selaku tuan rumah membawa suasana pertemuan tersebut menjadi cair. Dia bergurau dengan sejumlah Gus yang selama ini berbeda pilihan dalam Pilpres (Pemilihan Presiden).
“Pilpres sudah berakhir, Asparagus secara Umum dan Kemebul (Komunitas Marek Bareng Ulama) Magetan dan daerah sekitar saatnya kembali ke khittah,” ujar Gus Toev mengawali acara.
Acara diawali dengan pembacaan doa & Tahlil bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Zainal Abidin. Acara saling bergurau kembali terjadi ketika masih-masing yang hadir menyampaikan pentingnya kembali merajut silaturahmi setelah terpolarisasi dalam Pilpres.
Gus Thoha dari PP Hidayatul Mubtadiin Plaosan MAgetan dalam testimoninya mengatakan bahwa berbeda pilihan dalam politik adalah sebuah keniscayaan. Karena dengan perbedaan bisa saling belajar. Namun ketika hajatan politik sudah selesai maka benang silaturahmi harus dirajut kembali.
“Tidak harus sama pilihannya. Tapi yang terpenting adalah silaturahmi harus tetap terjaga. Sudah saat kita saling gojlok lagi,” ujar Gus Thoha.
Bukan hanya Gus Thoha, anggota Asparagus dari Madiun, Ngawi serta Ponorogo juga menyampaikan testimoninya. Semuanya sehati untuk kembali merajut tali silaturahmi.
Seperti halnya Gus Yasin Pengasuh Pondok pesantren Mekar Agung Kebonsari menyampaikan dalam testimoninya bahwa bersyukur dengan adanya acara malam hari ini karena mampu merekatkan lagi hubungan antar pesantren.
“Pilpres hanya wasilah tapi ghoyahnya adalah bagaimana Bersama-sama memajukan Indonesia, ini bisa dilihat meskipun yang mengadakan acara silaturahmi malam ini adalah gus Toev selaku Sekjen team Jaga Nusantara sebagai team pemenangan Prabowo Gibran dan juga juru kunci Kemebul Magetan akan tetapi semua gus-gus yang ada,” kata Gus Yasin.
“Meskipun kemarin dalam pilpres berbeda pilihannya tapi tetep diundang dan semua kompak dating. Ini adalah contoh dari bagaimana berkompetisi tapi setelah selesai semua menyatu untuk selalu bisa bersinergi apalagi dalam Upaya mengawal kepentingan kaum santri” tambahnya.
Malam itu fanatisme dukungan politik tersebut luluh digerus kuatnya tali silaturahmi. Semuanya mengedepankan kebersamaan dan kembali kepada tugas keumatan, yakni mengelola pesantren yang mereka miliki. [fiq/beq]