Lumajang (beritajatim.com) – Suara kader di akar rumput Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai menunjukkan keinginan agar ada perubahan pimpinan.
Keinginan pergantian nahkoda ini semakin menguat jelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD partai Golkar Kabupaten Lumajang yang akan digelar, Minggu (21/9/2025).
Sebagai informasi, saat ini terdapat dua nama bursa calon kandidat ketua DPD partai Golkar Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai muncul.
Dua nama kandidat ini salah satunya adalah ketua DPC Golkar Lumajang, Suigsan yang saat ini masih menjabat.
Sementara, satu nama lain penantang petahana yang muncul adalah mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lumajang periode 2009-2014, Pudoli Sandra.
Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Golkar Kecamatan Tempursari Anto mengatakan, DPC Golkar Lumajang sudah membutuhkan perubahan dari sisi kepemimpinan.
Perubahan nahkoda ini diakui membutuhkan kandidat selain sisi petahana. Salah satu alasannya adalah partai Golkar hanya mendapatkan 7 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lumajang saat kepemimpinan incumbent.
Selain itu, perhatian para elit partai kepada para kader juga dirasa minim. “Ini kalau pimpinan (ketua DPC) memang butuh perubahan. Tapi kalau bisa tidak dari yang incumbent (petahana, Red),” terang Anto, Senin (15/9/2025).
Menurutnya, pimpinan sebelumnya sudah bekerja dengan cukup baik. Hanya saja, saat ini partai Golkar dirasa membutuhkan percepatan agar bisa kembali ke masa jaya dulu.
Terlebih lagi, saat ini pengurus Golkar di tingkat kecamatan maupun desa kurang mendapatkan perhatian.
Kondisi ini, diakui membuat mesin penggerak partai banyak yang macet. Hal ini berimbas pada perolehan suara yang diraup Golkar saat Pemilu tidak bisa maksimal.
“Saya tidak mengatakan yang dulu (petahana) jelek, tapi yang kita butuhkan sekarang adalah bagaimana caranya kader di tingkat desa bisa hidup” tambah Anto.
Anto menyebut, nama Pudoli Sandra yang muncul sebagai kandidat dianggap paling layak untuk menjawab kebutuhan mendesak partai mengenai krisis kepemimpinan.
Apalagi, kata Anto, rekam jejak Pudoli Sandra yang pernah memimpin organisasi besar seperti KPU dan Peradi Lumajang juga jadi salah satu pertimbangan.
“Nah, ini kan kapasitasnya kita tahu, beliau ini mampu menjadi pemimpin di (Golkar) Kabupaten Lumajang,” ucapnya.
Terpisah, PK Golkar Pronojiwo Sri Warsini menilai, saat ini partai memerlukan sosok yang mampu menyatukan kader-kader, utamanya yang berada di akar rumput.
Sebab, Golkar saat ini diakui kekurangan kegiatan yang membuat komunikasi antar kader juga jarang terjalin dengan baik.
“Ya Golkar ingin berubah, dan sudah ada beberapa PK tidak hanya kami yang memang ingin berubah,” ungkap Warsini. (has/ian)
