Bojonegoro (beritajatim.com) – Menjelang Hari Raya Iduladha 2025, Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Bojonegoro memastikan tidak ada temuan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayah setempat.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Disnakkan Bojonegoro, drh Lutfi Nurrahman menyampaikan, sejak pertengahan Mei 2025, kasus PMK di daerahnya sudah dinyatakan terkendali. “Tidak ada temuan kasus PMK mulai pertengahan Mei,” ujarnya, Rabu (4/6/2025).
Menurutnya, kondisi tersebut dapat dicapai berkat pemantauan rutin serta pemeriksaan kesehatan hewan ternak secara berkala, baik milik warga maupun yang masuk ke Bojonegoro. Hal ini dilakukan menyusul pengalaman saat wabah PMK sempat merebak sebelumnya.
Menghadapi momen Iduladha, Disnakkan juga telah mengambil sejumlah langkah antisipasi. Salah satunya dengan menggelar bimbingan teknis (bimtek) Juru Sembelih Halal (Juleha) yang diikuti oleh para juru sembelih dan pengurus takmir masjid.
“Kami juga memeriksa hewan kurban, baik yang berada di kandang peternak maupun lapak pedagang. Terutama yang akan dikirim ke luar daerah, untuk memastikan bebas dari penyakit termasuk PMK,” imbuhnya.
Sementara itu, soal ketersediaan hewan kurban, Disnakkan mencatat Kabupaten Bojonegoro memiliki populasi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal. Total terdapat 62.376 ekor hewan kurban yang siap dipasarkan, terdiri dari 18.400 ekor sapi, 19.635 ekor kambing, dan 24.341 ekor domba.
“Kebutuhan hewan kurban sudah dapat dipenuhi dari peternak Kabupaten Bojonegoro sendiri,” pungkas drh Lutfi.
Sementara salah seorang peternak kambing di Desa Simbatan Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, Imron mengungkapkan, jika dalam momen Iduladha 2025 ini permintaan hewan kurban cukup tinggi. Dari jumlah 250 ekor kambing yang ada di kandangnya, kini hanya tinggal sekitar 30 ekor yang belum terjual.
“Saat ini permintaan cukup tinggi. Untuk harga sendiri relatif dari Rp1,5 juta hingga Rp4 juta,” ujar Imron. [lus/ian]
