Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the acf domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/xcloud.id/public_html/wp-includes/functions.php on line 6121
Jangan Panik saat Ekonomi Goyang! Ini Cara Bijak Kelola Uang – Xcloud.id
Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Jangan Panik saat Ekonomi Goyang! Ini Cara Bijak Kelola Uang

Jangan Panik saat Ekonomi Goyang! Ini Cara Bijak Kelola Uang

Jakarta: Gejolak ekonomi global kembali mengguncang. Kenaikan tarif impor oleh Amerika Serikat terhadap berbagai negara, termasuk Indonesia, menimbulkan dampak yang tidak bisa diabaikan. 
 
Tapi, di tengah ketidakpastian ini, ada satu pelajaran penting dari investor legendaris Warren Buffett: pegang uang tunai bukan berarti takut, tapi itu strategi. Yap, saat dunia sedang gamang, keputusan keuangan yang bijak justru bisa menjadi penyelamat.
Ketika ekonomi tertekan, saatnya cerdas mengelola keuangan
Pada 3 April 2025, Amerika Serikat menerapkan tarif impor sebesar 32 persen untuk berbagai barang dari Indonesia. Meskipun Presiden Donald Trump kemudian menurunkan tarif sementara menjadi 10 persen untuk beberapa negara (termasuk Indonesia) pada 9 April, dampaknya sudah dirasakan langsung.
 
Menurut Cameron Goh, CEO dan Founder FINETIKS, langkah ini sangat berpengaruh terhadap ekspor Indonesia.

“Amerika Serikat merupakan salah satu pasar ekspor terbesar bagi Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD28,1 miliar pada tahun 2024. Dampaknya jika tarif impor ditetapkan tinggi untuk Indonesia, maka produk Indonesia akan menjadi lebih mahal bagi konsumen Amerika, yang berpotensi menurunkan permintaan dan berdampak negatif pada para eksportir Indonesia,” jelas Cameron dalam keterangan tertulis, Kamis, 10 April 2025.
 

Apa yang harus dilakukan?
Situasi ini berdampak luas ke pasar domestik. Nilai tukar rupiah melemah hingga menyentuh titik terendah sejak krisis Asia 1998, sementara IHSG jatuh hingga 9 persen pada 8 April, memicu trading halt dan kepanikan di kalangan investor ritel.
 
Kondisi ini memunculkan ketidakpastian yang nyata. Cameron mengingatkan masyarakat agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan:
 
“Kombinasi potensi tarif tinggi, pelemahan mata uang, dan penurunan pasar saham menunjukkan ketidakpastian global sedang nyata di depan mata. Ini saatnya kita, sebagai masyarakat, bersikap lebih bijak dalam mengelola keuangan,” tuturnya.
Belajar dari Warren Buffett
Sementara banyak investor ketar-ketir, Warren Buffett justru mengalami peningkatan kekayaan di tahun 2025. Bloomberg Billionaires Index mencatat, ia menjadi satu-satunya miliarder yang mengalami kenaikan kekayaan bersih, padahal pasar saham global turun hingga 20 persen sejak awal tahun.
 
Strategi Buffett? Sederhana, tapi cerdas dalam menyimpan cadangan kas besar ketika pasar bergejolak. Ia menunggu harga aset jatuh untuk masuk di saat yang tepat.
 
“Holding cash saat pasar panik bukan berarti takut ambil risiko, justru itulah strategi jangka panjang yang membuat Buffett semakin kaya ketika orang lain terpuruk. Momen seperti sekarang adalah pengingat penting bahwa cash is not passive, it’s strategy,” kata Cameron.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

(ANN)

Merangkum Semua Peristiwa