Jakarta –
Menahan kencing selama ‘road trip’ mudik ke kampung halaman bisa memicu masalah kesehatan baru. Tidak sedikit yang memilih menahan kencing saat mudik, terlebih saat pemberhentian di beberapa rest area yang juga kerap dipadati banyak pengunjung.
Spesialis urologi Prof Dr dr Nur Rasyid, SpU(K) berpesan sebisa mungkin menghindari kebiasaan menahan kencing. Apabila terus menerus ditahan, ada risiko terkena infeksi saluran kemih.
Kelompok wanita menjadi yang paling rentan mengalami masalah infeksi tersebut. Hal ini disebabkan anatomi tubuh wanita yang memiliki uretra lebih pendek dibandingkan laki-laki. Walhasil, bakteri pencetus masalah infeksi bisa lebih mudah mencapai kandung kemih.
Secara umum, membiarkan urine yang mengandung bakteri tersimpan di kandung kemih dalam waktu lama juga meningkatkan risiko infeksi. Terlebih bakteri di dalamnya akan terus bertambah jika tidak segera dikeluarkan.
“Kapasitas (kandung kemih) itu misalnya 400, karena perjalanan kita tahan kencing sampai 600 gitu. Pada saat kencing, kandung kencingnya jadi nggak kuat memompanya. Karena nggak kuat, waktu keluar akhirnya ada sisa kencing di kandung kencing. Sisa kencing ini yang bisa membuat infeksi,” ujar Prof Rasyid ketika dihubungi detikcom, Senin (17/3/2025).
“Kalau selalu ada sisa kencing, itu kan kayak tempat mengeram yang subur jadinya. Tapi kalau dia kencing terus habis semua, kan kumannya keluar semua,” sambungnya.
Tidak hanya dalam perjalanan, Prof Rasyid meminta masyarakat untuk tidak membiasakan diri menahan kencing di keseharian. Jika dilakukan terus menerus, kebiasaan menahan kencing bisa berdampak serius, bahkan memicu batu di kandung kemih.
Gejala munculnya batu di kandung kemih bisa berupa nyeri saat buang air kecil, perubahan warna urine, hingga sulit pipis atau anyang-anyangan.
“Kalau nahan kencing secara kronis, artinya sering bisa juga memicu masalah batu, tapi di kandung kencing, bukan di ginjal,” tandasnya.
(avk/up)