Jakarta – Penuaan otak berkaitan dengan menurunnya fungsi kognitif yang akhirnya mengurangi kemampuan mengingat hingga berpikir kritis. Selain itu, penuaan otak juga dikaitkan dengan kondisi neurodegeneratif, seperti demensia dan alzheimer.
Sebuah studi dalam jurnal Psychological Medicine mengidentifikasi kontribusi gangguan depresi mayor dalam membuat otak lebih tua dari usia sebenarnya. Gangguan depresi mayor merupakan penyakit mental yang tidak sama dengan suasana hati yang buruk. Dikutip dari Mayo Clinic, depresi ini memengaruhi perasaan, pikiran, perilaku, serta bisa menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik.
Penelitian tersebut menganalisis pemindahan otak dari 670 orang, 239 orang dengan depresi dan sisanya tidak. Pada orang yang mengalami depresi, otak mereka tampak jauh lebih tua dari pada mereka yang tidak didiagnosis gangguan mental tersebut.
Perubahannya ditemukan pada struktur otak itu sendiri, terutama bagian daerah ventral kiri dan bidang mata premotorik yang menunjukkan penipisan yang signifikan.
Sebab otak sangat penting untuk fungsi kognitif, seperti perhatian, ingatan, penalaran, serta pengendalian diri, temuan ini menunjukkan wawasan baru tentang bagaimana kemampuan tersebut bisa melemah karena depresi.
Para peneliti menemukan hubungan antara penipisan otak dan kadar neurotransmitter, seperti dopamin, serotonin, dan glutamat yang penting untuk mengelola suasana hati dan kemampuan kognitif. Saat mengalami depresi, kadar neurotransmitter seseorang menjadi tidak seimbang dan menyebabkan perubahan pada struktur otak.
Hal lain yang penting untuk diketahui adalah depresi juga memiliki aspek genetik. Artinya, gen tertentu bisa meningkatkan kemungkinan depresi.
Penting untuk menghargai kondisi kesehatan mental sama seperti kesehatan fisik. Banyak orang yang biasa meremehkan kesehatan mental. Padahal, dapat dipahami dari penelitian ini bahwa depresi juga bisa berdampak pada kesehatan fisik. Depresi lebih dari sekedar gangguan suasana hati.
(elk/kna)
