Israel Menggila di Perang Gaza, Yerusalem Mencekam Jelang Ramadan

10 March 2024, 10:30

Jakarta, CNBC Indonesia – Muncul kekhawatiran baru akan meluasnya kekerasan, khususnya di Yerusalem, selama bulan suci Ramadan mendatang. Ini disinyalir dapat terjadi akibat pembicaraan gencatan senjata masih sulit dicapai.
Hamas telah mengulangi seruan kepada warga Palestina untuk meningkatkan kunjungan ke Masjid Al-Aqsa. Namun Israel menuduh Hamas “berusaha untuk mengobarkan konflik di wilayah tersebut selama Ramadhan.”
Masjid Al-Aqsa merupakan tempat ibadah umat Islam yang berada di Yerusalem. Namun situs tersebut juga merupakan tempat paling suci dalam Yudaisme, yang dikenal sebagai Temple Mount. Di sana sering menjadi titik konflik ketika Israel-Palestina bergejolak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Laporan BBC International menyebut pekan ini halaman Masjid Al-Aqsa masih tampak tenang, tetapi pikiran jamaah Palestina disebutkan telah tertuju pada perang.
“Orang-orang tidak ingin merayakan dan menikmati tradisi Ramadhan yang biasa,” kata seorang wanita bernama Ayat terkait situasi saat ini. “Tahun ini, mereka tidak akan melanjutkannya karena apa yang terjadi di Gaza.”
Harapan bahwa gencatan senjata selama 40 hari dapat berlaku pada awal Ramadan telah memudar. Ini terjadi meskipun sumber-sumber Mesir mengatakan para mediator akan kembali bertemu dengan delegasi Hamas pada Minggu untuk mencoba mencapai kesepakatan dengan Israel.
“Ramadhan ini akan sulit. Bagaimana kita bisa berbuka puasa dan makan setiap hari ketika kita memikirkan rekan-rekan kita di Gaza,” komentar warga bernama Abu Nader. “Kami berdoa kepada Tuhan untuk waktu yang lebih baik.”
Polisi Israel selalu terlihat tersebar di sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa yang luas dan menempatkan petugas di setiap gerbang untuk mengontrol akses.

Sejak Israel merebut Yerusalem Timur, termasuk bagian Kota Tua ini, dari Yordania dalam Perang Timur Tengah tahun 1967 dan menduduki serta mencaploknya, situs tersebut telah menjadi simbol utama perjuangan Palestina secara lebih luas.
Pada tahun 2000, kunjungan pemimpin oposisi Israel saat itu, Ariel Sharon ke puncak bukit suci tersebut dipandang sebagai pemicu utama perlawanan Palestina kedua atau intifada kedua, yang oleh orang Palestina disebut sebagai “Intifada al-Aqsa”.
Sering terjadi bentrokan antara pasukan keamanan Israel dan jamaah Palestina, terutama selama berlangsungnya bulan Ramadhan.
Ketegangan juga meningkat setiap kali ada pawai nasionalis Israel di Kota Tua. Ini dilakukan sebagai tanggapan terhadap seruan dari kelompok sayap kanan Israel untuk mengubah aturan status quo agama yang sangat sensitif dan telah lama ada di situs tersebut, yang mengizinkan pengunjung Yahudi tetapi tidak mengizinkan orang Yahudi untuk berdoa.
Pada Mei 2021, ketegangan yang meningkat di Yerusalem meletus dan kekerasan di Al-Aqsa. Hamas kemudian menembakkan roket ke Yerusalem, yang menyebabkan perang singkat di Gaza serta kerusuhan yang meluas antara warga Yahudi dan Arab Israel.

Tahun lalu, ketika Ramadan bertepatan dengan hari raya Paskah Yahudi, beredar laporan bahwa ekstremis Yahudi berencana melakukan ritual pengorbanan seekor kambing di Temple Mount.
Karena tidak mempercayai polisi Israel untuk mencegah hal tersebut, ratusan Muslim membarikade diri mereka di al-Aqsa dan granat kejut digunakan untuk melawan mereka.
Tahun ini, Ramadan tidak bertepatan dengan hari raya besar Yahudi, tetapi bagaimana pelaksanaan Ramadan kali ini sangat bergantung pada kejadian di Gaza serta pembatasan yang diberlakukan oleh Israel.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Alasan Tepi Barat Jadi Front Kedua Setelah Perang di Gaza

(luc/luc)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Transportasi