Jakarta –
Militer Israel kembali melancarkan serangan di Beirut selatan, Lebanon pada Kamis (7/11) dini hari waktu setempat, beberapa jam setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan presiden terpilih AS Donald Trump membahas tentang “ancaman Iran”.
Netanyahu adalah salah satu pemimpin dunia pertama yang memberi selamat kepada Trump, menyebut terpilihnya kembali Trump sebagai “kebangkitan terbesar dalam sejarah”.
Dalam percakapan telepon pada Rabu (6/11), keduanya “setuju untuk bekerja sama demi keamanan Israel” dan “membahas ancaman Iran”, kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/11/2024).
Tidak lama setelah itu, militer Israel melancarkan serangan terbarunya terhadap benteng utama Hizbullah yang didukung Iran di Beirut selatan. Rekaman AFP menunjukkan kilatan oranye dan gumpalan asap di atas pinggiran kota yang padat penduduk itu.
Militer Israel telah mengeluarkan perintah evakuasi sebelum serangan itu, menyerukan orang-orang untuk meninggalkan empat kawasan, termasuk satu kawasan di dekat bandara internasional.
Di wilayah timur Lebanon, kementerian kesehatan negara itu mengatakan serangan Israel pada hari Rabu menewaskan 40 orang. Tim penyelamat masih terus menyisir puing-puing untuk mencari korban selamat.
“Rangkaian serangan musuh Israel di Lembah Bekaa dan Baalbek menewaskan 40 orang dan melukai 53 orang”, kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.