Insiden Pilot Batik Air Tertidur Pernah Dialami Ethiopian Airlines, tapi Tidak Keluar Jalur

11 March 2024, 16:00

TEMPO.CO, Jakarta – Insiden mirip pilot dan kopilot Batik Air yang tertidur pulas selama setengah jam dalam penerbangan Kendari-Jakarta, juga pernah dialami maskapai Ethiopian Airlines dua tahun lalu. Komite Nasional Keselamatan Transportasi atau KNKT mengungkapkan ada pilot maskapai Batik Air  yang tertidur saat penerbangan rute Kendari-Jakarta. Pesawat akhirnya berhasil mendarat di Bandara Soeta dengan selamat.Berbeda dengan insiden Batik Air, pilot dan kopilot Ethiopian Airlines terbangun saat alarm dari mesin autopilot berbunyi memberitahu bahwa alat terbang otomatis itu berhenti beroperasi saat pesawat mendekati Bandara tujuan. Sementara pilot dan kopilot Batik Air terbangun saat pesawat nyasar ke langit Cianjur.Pesawat Boeing 737 Ethiopian Airlines sebagai maskapai terbesar se-Afrika ini sedang berada dalam rute penerbangan dari Khartoum, Kenya menuju Addis Ababa, ibu kota Ethiopia pada Senin 15 Agustus 2022. Saat mendekati landasan bandara, pesawat sempat diberikan peringatan, tetapi belum juga memberikan tanda untuk menukik turun.Ternyata, kedua pilot tertidur lelap dan sistem autopilot membuat pesawat tetap terbang pada ketinggian 37.000 kaki atau setara dengan 11.200 meter dari permukaan laut.Menurut avherald, kontrol lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghubungi kedua pilot beberapa kali, tetapi tidak membuahkan hasil. Kedua pilot tetap saja tidak menjawab panggilan tersebut. Alhasil, pesawat tetap terbang di atas landasan yang seharusnya menjadi tempat mendarat. Saat itu pula, mesin autopilot berhenti dan memicu alarm yang membangunkan pilot. Pilot langsung mengarahkan pesawat dan mendarat di landasan pacu. Beruntungnya, pesawat mendarat dengan selamat setelah 25 menit kemudian. Sistem autopilot atau pilot otomatis pun berhasil menyelamatkan nyawa penumpang dan awak kabin. Iklan

Autopilot adalah sebuah perangkat lunak atau alat yang hanya dapat mengelola pesawat dalam kondisi tertentu dengan menggunakan sistem hidrolik, mekanis, dan elektronik kendaraan. Sistem yang dapat mengikuti flight plan ini dapat menjaga stabilnya kecepatan, ketinggian, dan letak bagian depan pesawat (heading). Biasanya, pesawat melakukan penerbangan dengan kendali autopilot, kecuali ketika lepas landas dan pendaratan.Pada dasarnya, autopilot adalah sebuah komputer yang cara kerjanya hampir sama dengan GPS. Sistem autopilot digunakan setelah pilot menginput informasi tentang tujuan penerbangan. Lalu, sistem ini akan langsung mengambil data tentang rute, lokasi, dan navigasi penerbangan dengan memanfaatkan teknologi GPS. Dalam kerjanya, autopilot juga mengeluarkan rencana penerbangan yang telah dioptimalkan. Hal Ini bertujuan agar pilot tidak harus mengendalikan sistem kontrol secara terus-menerus selama penerbangan.Mengutip dari faa.org, sistem autopilot bekerja pada loop umpan balik negatif yang berarti menerima data dari berbagai mekanisme pesawat dan memberikan respons terhadap tindakan lainnya dengan menghambat tindakan tertentu. Misalnya, autopilot diatur untuk menjaga pesawat pada posisi datar.RACHEL FARAHDIBA R Pilihan Editor BBN Airlines Indonesia Pendatang Baru di Penerbangan Komersial , Beroperasi Maret Ini?

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi