Ini Syarat Utama Rusia untuk Perdamaian di Ukraina

8 April 2023, 8:35

MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan setiap pembicaraan damai Ukraina harus fokus pada menciptakan tatanan dunia baru dan mempertimbangkan kepentingan negaranya. Rusia, katanya, akan terus melawan dominasi Amerika Serikat di panggung global.

Dia berpendapat bahwa serangan di Ukraina merupakan bagian dari perjuangan itu. Moskow tidak punya pilihan selain melanjutkan serangannya selama lebih dari setahun di Ukraina, karena tidak melihat solusi diplomatik. “Setiap negosiasi harus didasarkan pada pertimbangan kepentingan Rusia dan kekhawatiran Rusia,” kata Lavrov pada Jumat (7/4) setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu di Ankara.

Menurut dia, negosiasi damai di Ukraina harus mengacu pada prinsip-prinsip yang akan menjadi dasar tatanan dunia baru. Dia menambahkan bahwa Rusia menolak tatanan dunia unipolar yang dipimpin oleh satu hegemon.

Baca juga: Kunjungi Warsawa, Zelensky Ajak Polandia Lawan Rusia

Cavusoglu, yang negaranya menjadi tuan rumah pembicaraan antara Rusia dan Ukraina tahun lalu, menyerukan dimulainya kembali dialog. Ia menyatakan kekhawatiran bahwa perang di Ukraina akan meningkat di musim semi.

Kesepakatan biji-bijian yang ditengahi PBB, Moskow mengancam akan keluar dari kesepakatan itu jika terdapat hambatan untuk ekspor pertaniannya. Pembicaraan di Turki itu untuk memperpanjang perjanjian ekspor biji-bijian Ukraina yang dimulai bulan depan. Kesepakatan biji-bijian melalui Laut Hitam pertama kali ditandatangani Juli lalu dan telah dua kali diperbarui.

Baca juga: Finlandia Gabung ke NATO, Rusia Tak Gentar

Lavrov mengatakan dia dan Cavusoglu membahas kegagalan mengimplementasikan ketentuan kesepakatan tersebut. Dia menambahkan bahwa Rusia dapat bekerja di luar kesepakatan tersebut jika negara-negara Barat menghambat ekspor pertaniannya.

Kesepakatan itu memastikan pengiriman biji-bijian dan komoditas lain dengan aman dari pelabuhan Ukraina di tengah blokade angkatan laut Rusia. Bersama Lavrov, Cavusoglu mengatakan bahwa Turki berkomitmen memperpanjang kesepakatan tersebut setelah pertengahan Mei.

“Kami mementingkan kelanjutan dari perjanjian tersebut. Tidak hanya untuk ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia dan Ukraina, tetapi juga untuk menghentikan krisis pangan dunia,” kata Cavusoglu.

Pihaknya juga setuju bahwa hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia harus dihilangkan. Masalah perlu diatasi agar kesepakatan biji-bijian diperpanjang lebih lanjut.

Rusia dan Ukraina adalah dua produsen komoditas pertanian terpenting di dunia dan pemain utama di pasar gandum, jelai, jagung, lobak, minyak lobak, biji bunga matahari, dan minyak bunga matahari. Rusia juga dominan di pasar pupuk. Sementara ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak berada di bawah sanksi Barat, Moskow mengatakan pembatasan pembayaran, logistik dan industri asuransi adalah penghambatnya. (Aljazeera/Z-2)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi