INET Ingin Kuasai Pasar Internet Rumah Bali, Incar 1,3 Juta Pelanggan Potensial

INET Ingin Kuasai Pasar Internet Rumah Bali, Incar 1,3 Juta Pelanggan Potensial

Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinergi Andalan Prima Tbk. (INET) berambisi untuk menjadi salah satu pemain besar internet rumah di Bali. Perusahaan mengincar pasar 1,3 juta pelanggan potensial fixed broadband atau internet tetap.

Direktur Utama INET Muhammad Arif mengatakan perusahaan melihat Bali sebagai salah satu pasar potensial untuk internet tetap. Selain itu, sebagai wajah Indonesia di mata internasional, Bali membutuhkan dukungan internet cepat yang stabil, yang bisa diperoleh dari layanan fixed broadband.

Saat ini INET telah memiliki sekitar 30.000-an pelanggan di Bali. INET ingin meningkatkan porsi pelanggan mereka mengingat potensi besar yang ada di Bali.

“Kami ingin Bali jadi Digital HUB. Kami juga melihat Bali memiliki potensi 1,3 juta rumah,” kata Arif kepada Bisnis, Sabtu (4/10/2025).

Untuk mengoptimalkan pasar di Bali, kata Arif, INET rencananya akan mendorong layanan WIFI 7 dengan kecepatan hingga 2 Gbps. Perusahaan menargetkan layanan tersebut dapat mengcover seluruh masyarakat di Bali.

Adapun merujuk laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), dikutip Selasa (30/9/2025), penetrasi internet di Bali dan Nusa Tenggara pada 2025 sebesar 76,86%. Artinya masih ada 23,14% wilayah yang belum tersentuh internet.

Penetrasi data di Bali & Nusa Tenggara lebih besar dibandingkan dengan penetrasi di Sulawesi (71,64%) dan penetrasi di Maluku & Papua yang sebesar 69,2%.

Namun jika dibandingkan dengan penetrasi internet di Pulau Jawa (84,64%), Kalimantan (78,72%), dan Sumatra 77,12% maka penetrasi internet di Bali & Nusa Tenggara masih tertinggal.

Di sisi lain kontribusi trafik data internet di Bali & Nusa Tenggara juga hanya 5,13% terhadap total trafik nasional. Bali & Nusa Tenggara masih tertinggal dari Pulau Jawa (58,14%), Sumatra (20,51%), Sulawesi (6,46%), dan Kalimantan yang sebesar 6,05% kontribusi trafik internetnya terhadap nasional.

INET sendiri memiliki ambisi besar pada tahun ini seiring dengan rencana mereka melakukan Right Issue senilai Rp3,2 triliun. Rencana tersebut diumumkan pada akhir September 2025.

INET akan menerbitkan hingga 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham, dengan rasio 3:4 (setiap pemegang 3 saham lama berhak memperoleh 4 HMETD atau rights baru). Aksi ini jika berhasil sepenuhnya akan menghasilkan dana segar maksimal Rp3,2 triliun.

Mayoritas dana yang dihimpun akan dialokasikan untuk ekspansi besar-besaran jaringan internet Fiber To The Home (FTTH) berbasis teknologi Wi-Fi 7 di Bali dan Lombok melalui anak usaha mereka, GPI.