Bisnis.com, MALANG— PT Indosat Tbk. (ISAT) memastikan seluruh base transceiver station (BTS) di radius zona letusan Gunung Semeru dalam kondisi normal. Pemancar internet tersebut tetap melayani masyarakat dan dapat digunakan dengan optimal.
EVP Head of Circle Java Indosat, Fahd Yudhanegoro mengatakan dampak erupsi Semeru ke BTS Indosat tidak ada
“Seluruh BTS dalam radius zona letusan ada pada kondisi normal,” katanya dihubungi Senin (24/11/2025).
Fahd menegaskan kualitas layanan Indosat juga tetap stabil, tidak terpengaruh oleh letusan gunung.
Namun, dia meyakinkan, Indosat juga melakukan respon proaktif dengan melakukan deploy support team via jalur Malang karena akses dari Lumajang tertutup.
Perusahaan menjalankan preventive maintenance khusus debu vulkanik untuk menjaga reliability perangkat.
“Monitoring intensif terhadap kemungkinan listrik yang belum stabil,” ucapnya.
Sebelumnya, Gunung Semeru dilaporkan menyemburkan asap setinggi 1.000 meter dari puncak pada Sabtu (22/11/2025) pukul 00.10 WIB.
Dilansir dari Antara, laporan tersebut sebagaimana hasil pengamatan petugas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Badan Geologi dalam keterangan resminya menyebutkan aktivitas visual menunjukkan gunung api itu tampak jelas hingga sempat tertutup kabut level 0–II, sedangkan asap kawah utama teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tinggi, membumbung sekitar 1.000 meter di atas puncak pada pukul 00.10 WIB.
Cuaca di sekitar Gunung Semeru tercatat cerah hingga hujan, dengan angin lemah bertiup ke arah tenggara dan selatan, serta suhu udara berkisar 21–24 derajat Celcius. Pada aktivitas kegempaan, terekam 157 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi 58–185 detik.
Selain itu, tercatat 17 kali gempa guguran, 19 kali gempa hembusan, satu gempa vulkanik dalam, enam gempa tektonik jauh, serta satu gempa getaran banjir dengan amplitudo mencapai 43 mm berdurasi 6.499 detik.
Badan Geologi menegaskan bahwa masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta menjauhi sempadan sungai minimal 500 meter karena potensi awan panas dan lahar masih dapat terjadi. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius delapan kilometer dari kawah Gunung Semeru mengingat potensi bahaya lontaran batu pijar.
Selain itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar di sepanjang sungai berhulu puncak Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang menjadi anak alirannya.
