Imunisasi Polio Tipe 2 Mulai Senin, 15 Januari 2024, untuk Cegah Wabah Menyebar di Jateng, Simak Informasi Lengkapnya di Sini

11 January 2024, 18:12

SEMARANG, suaramerdeka.com – Imunisasi polio untuk propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY akan dimulai pada Senin 15 Januari 2024. Dikutip dari instagram @dinkesjateng_prov, imunisasi polio versi 2 ini ditujukan untuk anak usia 0-7 tahun. Imunisasi tersebut adalah tambahan dari jadwal imunisasi polio yang sudah tersedia di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Baca Juga: UNS Jajaki Kerja Sama Pengembangan Ekowisata di Blora Jawa Tengah, Angkat Potensi UKM Batik dan Budaya Sedulur Sikep di Desa Sumber Anak yang sudah imunisasi polio sebelumnya tetap diberikan tambahan atau sub pin ini. “Sub PIN Polio adalah tambahan, tidak menggantikan. Silahkan berkomunikasi dengan petugas di posyandu/puskesmas ya kak,” kata admin dinkesjateng_prov ketika menjawab komentar.

Program dari Kementerian Kesehatan Pusat tersebut akan dilakukan dalam 2 putaran. Baca Juga: Kemenag Minta Calon Jemaah Haji Segera Periksa Kesehatan untuk Penuhi Syarat Istithaah, Apa Itu? Putaran pertama dilakukan pada tanggal 15 Januari 2024 selama seminggu, berisi pemberian vaksin 1 tetes. Tetes kedua akan diberikan pada putaran kedua, yaitu mulai 19 Februari 2024 selama seminggu. Vaksin yang akan diberikan ialah vaksin polio versi 2 atau nOPV2 yang dibuat oleh Biofarma. Baca Juga: Bukan Hanya Modal Uang, Ini Program PNM yang Bisa Dinikmati Pelaku UMKM Dikutip dari laman resmi Biofarma, vaksin tetes polio ini dibuat untuk menghentikan penyebaran virus polio type 2. Bermula dari kejadian luar biasa munculnya kasus polio di Pidie, Aceh pada bulan November 2022. Juga di Sumatra Utara dan Jawa Barat, membuat Biofarma menyiapkan 10 juta dosis vaksin polio tersebut. Baca Juga: Jadi Sutradara, Ini Dia Film Baru Iqbal Ramadhan Bareng Umay Shahab, Semoat Bikin Penggemar Penasaran “Bio Farma berkomitmen untuk mendukung program pemerintah. Kami akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan Vaksin nOPV2 untuk masyarakat Indonesia terutama yang terdampak kejadian luar biasa atau KLB” papar Sekretaris Perusahaan Bio Farma, Rifa Herdian. Diketahui nOPV2 atau novel oral poliomyelitis vaccine type 2 ialah vaksin tetes polio yang akan diberikan pada program imunisasi nasional 15 januari 2024 mendatang. Disadur dari laman resmi ayosehat.kemkes.go.id dituliskan bahwa penyakit polio tidak dapat diobati. Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Minta Layanan Haji Harus Berorientasi Jemaah, Bertekad Tahun Ini Jadi yang Terbaik Penyebaran polio hanya dapat dicegah dengan pola hidup sehat dan imunisasi. Virus poliomyelitis menyebar dengan cepat. Virus tersebut menyerang sistem syaraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Baca Juga: Mark Zuckerberg CEO Dari Facebook dan Instagram Sekarang Sudah Jadi Peternak Sapi di Hawaii Sebenarnya Indonesia sudah mendapat sertifikat bebas polio dari World Health Organization (WHO) pada 2014 lalu. Tapi munculnya kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi akhir-akhir ini adalah virus polio type 2. Virus polio type 2 muncul dari turunan vaksin polio atau Circulating vaccine-derived poliovirus type 2 (cVDPV2). Dikutip dari laman resmi WHO, Imunisasi tetes polio atau Oral Polio Virus ialah virus polio yang dilemahkan untuk mengembangkan kekebalan tubuh dengan membangun antibodi. Dalam kasus yang sangat langka, rantai DNA virus ini berubah lalu menyebar terutama di daerah dengan kebersihan buruk. Virus yang hanya menginfeksi manusia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui mulut, bersumber dari air atau makanan yang telah terkontaminasi dengan kotoran/tinja dari orang yang terinfeksi virus polio. WHO memaparkan bahwa sebanyak empat kasus terkonfirmasi cVDPV2 telah dilaporkan di Indonesia sejak November 2022. Pada waktu itu ditemukan seorang wanita berusia 48 bulan dengan kondisi kelumpuhan lembek akut dari kabupaten Purwakarta provinsi Jawa Barat. Balita tersebut belum pernah menerima dosis vaksin virus polio oral (OPV) atau vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV) sebelumnya. Tidak berselang lama, dua kasus ditemukan di provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024. Dikutip dari laman resmi Kementrian Kesehatan, dr Maxi Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengatakan, bahwa pada bulan Desember 2023 telah ditemukan dua kasus lumpuh layu akut yang disebabkan oleh virus polio dengan kronologis kasus yang berbeda. “Satu kasus imunisasi polionya tidak lengkap, satu lagi status imunisasinya lengkap tapi mengalami malnutrisi,” paparnya. Selanjutnya dr Maxi menjelaskan jika virus polio tersebut masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapatkan imunisasi polio atau imunisasi polionya tidak lengkap. Juga virus akan sangat mudah berkembang biak di dalam saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak sehingga menyebabkan kelumpuhan. Kementrian Kesehatan mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, termasuk buang air besar (BAB) di jamban dengan septic tank dan cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah buang air.