Jakarta –
Imunisasi BCG diberikan pada usia kurang dari tiga bulan atau tidak lama setelah lahir. Tujuannya adalah membentuk kekebalan tubuh anak, sehingga bisa melindungi diri sendiri dari berbagai ancaman penyakit infeksi.
Dalam praktiknya, imunisasi BCG diberikan melalui vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG). Golongan vaksin dasar selain imunisasi BCG adalah polio, hepatitis B, DPT, MMR, rotavirus, PCV, dan HiB.
Apa itu Imunisasi BCG?
Dilansir The Royal Children’s Hospital, imunisasi BCG diberikan untuk mencegah penyakit tuberkulosis (TBC). Penyakit akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis mudah menular lewat udara melalui batuk dan bersin.
Imunisasi BCG dinamai dari nama penemunya yaitu Dr. Albert Calmette dan Dr. Camille Guerin. Vaksinnya dikembangkan dari bakteri Mycobacterium bovis, yang mirip dengan bakteri penyebab TBC.
BCG bekerja dengan mencegah perkembangan TBC, bukan menghindari seseorang agar tidak terinfeksi bakteri penyebabnya. BCG termasuk vaksin hidup yang telah diproses panjang dan teliti sehingga penggunaannya tergolong aman.
Imunisasi BCG Umur Berapa?
Imunisasi BCG paling baik diberikan pada usia 2-3 bulan, sesuai anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Vaksin pada bayi usia kurang dari 2 bulan dinilai kurang efektif karena sistem imunnya belum matang. Pelaksanaan vaksin BCG cukup sekali dan imunisasi booster tidak dianjurkan.
Di Mana Imunisasi BCG Disuntikkan?
Vaksin BCG biasanya disuntikkan di lengan kiri atas, tepat di bawah kulit. Terkadang tes kulit TBC (tes Mantoux) diperlukan sebelum disuntikkan imunisasi BCG untuk memeriksa apakah anak pernah terinfeksi TBC.
Jika hasil tes positif, artinya anak mungkin pernah terinfeksi TBC sebelumnya sehingga vaksin tidak boleh diberikan. Imunisasi BCG baru diberikan, jika hasil tes kulit adalah negatif.
Efek Imunisasi BCG
Secara umum, imunisasi BCG aman bagi anak dan terbukti melindungi tubuh dari infeksi TBC. Dalam beberapa kasus, mungkin muncul kemerahan atau benjolan kecil di tempat suntikan dan diikuti luka terbuka kecil setelah beberapa minggu.
Ulkus (luka) berdiameter kurang dari 1 cm ini dapat berlangsung beberapa minggu hingga bulan, sebelum sembuh dan meninggalkan bekas. Efek lainnya adalah terjadi nyeri, bengkak, dan muncul jaringan parut di lokasi suntikan.
Sudah Imunisasi BCG tapi Terinfeksi TBC, Kok Bisa?
Selain imunisasi BCG, perilaku hidup bersih dan sehat ikut menentukan risiko terinfeksi TBC. Menurut dr Mohammad Subuh, MPPM, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, kebersihan dan sistem imun yang baik akan melindungi tubuh dari penyakit tersebut.
Subuh menjelaskan, bakteri TBC yang masuk ke dalam tubuh sering kali tidak langsung memunculkan gejala. Bakteri akan tidur, hingga akhirnya bermanifestasi saat daya tahan tubuh sedang turun. Jika dites, pasien yang terinfeksi akan memberikan hasil positif TBC.
Karena itu, usaha menjaga kesehatan tubuh dan kebersihan lingkungan wajib selalu dilaksanakan, selain imunisasi BCG. Apalagi dikutip dari situs NHS, perlindungan imunisasi BCG bertahan hingga 15 tahun.
(azn/row)