Beirut –
Kelompok Hizbullah menegaskan akan tetap aktif di Lebanon setelah gencatan senjata disepakati dengan Israel, yang mengakhiri pertempuran kedua pihak. Aktif dalam hal ini merujuk pada aktivitas Hizbullah dalam membantu warga Lebanon yang mengungsi, untuk kembali ke desa mereka di dekat perbatasan.
Hizbullah juga bertekad akan membangun kembali area-area di Lebanon yang hancur akibat serangan-serangan militer Israel beberapa bulan terakhir.
“Mulai sekarang, kami akan mengonfirmasi bahwa Perlawanan (Hizbullah) akan tetap ada, akan terus berlanjut, dan akan terus berjalan,” tegas pejabat senior Hizbullah, Hassan Fadlallah, yang juga anggota parlemen Lebanon, dalam wawancara dengan Reuters, seperti dilansir pada Rabu (27/11/2024).
Wawancara itu dilakukan sebelum kesepakatan gencatan senjata diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Selasa (26/11) malam. Biden mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah diberlakukan mulai Rabu (27/11) pagi, dengan pertempuran berhenti sejak pukul 04.00 waktu setempat.
“Dan buktinya adalah ketika agresi Israel terhadap Lebanon berakhir, maka Perlawanan yang bertempur di medan perang akan bekerja membantu rakyatnya untuk kembali (ke rumah-rumah mereka) dan membangun kembali,” cetus Fadlallah.
Disebutkan juga oleh Fadlallah bahwa lembaga kesehatan, sosial dan pembangunan Hizbullah telah bersiap “untuk hari berikutnya” dan akan berkoordinasi dengan negara Lebanon untuk menampung para pengungsi, membersihkan puing-puing dari area-area yang hancur, menguburkan para korban tewas dan membantu rekonstruksi.
Menurut ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, seperti diumumkan Biden, Israel sepakat untuk menarik pasukannya secara bertahap, dalam waktu 60 hari ke depan, dari wilayah Lebanon bagian selatan.