Heboh Dunia Kebanjiran Nikel RI, ESDM Bakal Evaluasi Smelter NPI

16 February 2024, 19:50

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bakal mengevaluasi kembali pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di dalam negeri. Terutama, smelter yang menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan evaluasi tersebut penting dilakukan lantaran sebaran smelter nikel berteknologi RKEF yang menghasilkan produk olahan nikel kelas dua berupa Nickel Pig Iron (NPI) sudah menjamur.
Menurut dia, kondisi tersebut lantas berdampak pada harga jual nikel global yang melemah imbas melimpahnya produk nikel asal RI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kalau yang belum berjalan dievaluasi lagi,” kata Arifin ditemui di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Arifin menyebut unit smelter yang bakal masuk evaluasi salah satunya yakni milik PT Vale Indonesia. Sebagaimana diketahui, Vale saat ini tengah membangun smelter berteknologi RKEF di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi tengah (Sulteng).
“Pasti, tapi bukan berarti stop program hilirisasinya tapi dia (Vale) harus masuk ke segmen dimana produknya masih bertumbuh marketnya,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy mengatakan proyek smelter di Bahodopi senilai US$ 2,1 miliar atau Rp 31,28 triliun (kurs Rp 14.898/US$) ini nantinya akan menggunakan teknologi rendah karbon dalam proses pengolahannya. Salah satunya dengan menggunakan teknologi RKEF.
“Mitra kami mendukung untuk menggunakan teknologi rendah karbon. Pabrik ini akan menjadi RKEF yang digerakkan dengan tenaga gas alam. Ini akan menjadi pabrik dengan intensitas karbon kedua terendah di Indonesia setelah pabrik Sorowako,” ujarnya dalam acara Penandatanganan Perjanjian Investasi dan Kerja Sama untuk Proyek Blok Bahodopi, Selasa (6/9/2022).
Adapun dalam proses pembangunan proyek ini, Vale turut menggandeng Taiyuan Iron & Steel (Grup) Co., Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co., Ltd (Xinhai). Menurut dia, pihaknya bersama partner telah berkomitmen dalam melakukan kegiatan penambangan yang berkelanjutan.
Bahkan nantinya terdapat tambahan investasi sebesar US$ 300 juta (sudah termasuk di dalam US$ 2,1 miliar) yang akan digelontorkan untuk tambahan fasilitas LNG. Kapasitas produksi dari proyek ini direncanakan akan berkisar 73.000-80.000 metrik ton nikel per tahun.
“Untuk menunjukkan lagi kami juga bersepakat membuat persemaian yang besar sampai 10 juta pohon masing-masing di Bahodopi dan Pomala, sesuai tujuan vale untuk memperbaiki kualitas hidup kami juga memegang prinsip di mana kami beroperasi harus bawa kemakmuran bersama,” katanya.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Wow, Smelter Jenis Ini ‘Makan’ Nikel 210 Juta Ton per Tahun

(wia)

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi