Harga Batu Bara Ambruk Lebih dari 60 Persen Dibanding September 2022

26 May 2023, 14:04

Jakarta, CNN IndonesiaHarga batu bara anjlok lebih dari 60 persen September 2022. Pada September tahun lalu, harga batu bara mencapai US$457,48 per ton.
Mengutip dari investing.com, harga pada September 2022 kini merosot menjadi US$159,7 per ton pada 25 Mei 2023.
Sementara laporan Reuters mencatatkan para analis memperkirakan indeks batu bara Newcastle, yang menjadi patokan, akan berada di rata-rata US$175-US$212 per ton tahun ini. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dari rata-rata US$86 selama sepuluh tahun sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, tetapi turun lebih dari 50 persen dari titik tertinggi pada September sebesar US$440.

Tahun lalu, sanksi Barat terhadap Rusia membuat pembeli Eropa membayar mahal untuk bahan bakar pembangkit tenaga listrik, yang menyebabkan kenaikan harga global.
Rusia adalah pemasok terbesar batu bara dan gas alam bagi Eropa sebelum terjadinya perang.
Namun, harga batu bara diperkirakan akan berada dalam kisaran yang lebih ketat tahun ini, hal ini akan membantu utilitas dan pengguna lainnya merencanakan pembelian bahan bakar dengan lebih baik, mengurangi tekanan pada ekonomi yang berjuang dengan inflasi tinggi. Harga bahan bakar biasanya mempengaruhi lebih dari separuh dari total biaya pembangkitan listrik.
Alexandre Claude, CEO perusahaan analitik berbasis London DBX Commodities, memprediksi volatilitas yang lebih rendah pada 2023 dibandingkan dengan 2022 karena aliran perdagangan telah stabil setelah kejutan energi yang terjadi setelah invasi Ukraina.

Argus Consulting memperkirakan ekspor batu bara global akan meningkat 4,4 persen tahun ini, dengan impor diperkirakan meningkat 5 persen.
China diperkirakan akan meningkatkan impor sebesar 11 persen, dengan ekspor Australia naik 9,4 persen setelah mengalami penurunan selama tiga tahun berturut-turut.
Kantor ekonomi utama Australia memperkirakan pasokan dari Australia akan naik 7,8 persen dan ekspor Indonesia akan naik 2,4 persen, sementara impor oleh Asia naik 2,3 persen menjadi 852 juta ton dan pengiriman ke Eropa turun lebih dari 15 persen.
Ekspor dari Rusia diperkirakan akan lebih rendah, seperti yang ditunjukkan oleh perkiraan Argus dan Australia, dengan perbedaan yang semakin kecil antara harga batu bara diskon Rusia dan patokan lainnya mengurangi daya saing batu bara Rusia.

Diskon yang besar terhadap harga patokan membantu Rusia menarik pembeli dari Asia setelah sanksi barat mencegah penjualan ke Eropa, tetapi keuntungan tersebut sedang menghilang.
Imbas El Nino diperkirakan akan mengurangi gangguan pasokan yang terkait dengan hujan dan mendukung peningkatan produksi batu bara dari wilayah-wilayah utama serta mengurangi harga dari titik tertinggi dalam setahun terakhir.
Penurunan harga gas alam diperkirakan akan membantu Eropa beralih dari batu bara tahun ini dan hal itu akan memiliki efek serupa.
Namun, indikasi pemulihan ekonomi China yang lebih lambat dari yang diharapkan dapat memiliki dampak yang lebih besar pada harga meskipun adanya pertumbuhan impor tahun ini dan peningkatan produksi batu bara dalam negeri.
“Stabilitas harga kemungkinan akan ditentukan oleh keputusan pemerintah pusat China terkait kebijakan energi mereka,” kata Ketua WCA Ndlovu.
[Gambas:Video CNN]

(dzu/pta)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi