Harapan Keluarga Korban Mutilasi Jombang: Pelaku Harus Dihukum Setimpal

Harapan Keluarga Korban Mutilasi Jombang: Pelaku Harus Dihukum Setimpal

Jombang (beritajatim.com) – Rasa kehilangan yang mendalam masih menyelimuti keluarga korban mutilasi Agus Sholeh alias AS (37) di Desa Jatirejo Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Korban juga sudah dimakamkan di TPU (Tempat Pemakaman Umum) setempat, Rabu (19/2/2025) sore.

Yusuf Dedi (40), kakak kandung korban, tak kuasa menahan emosi saat berbicara tentang adiknya yang meregang nyawa dengan cara tragis. Ia menegaskan bahwa keluarga ingin keadilan ditegakkan dan berharap pelaku dihukum setimpal.

“Kami sekeluarga tidak pernah menyangka adik saya akan pergi dengan cara seperti ini. Dia orangnya tertutup, sepertinya tidak pernah punya musuh, kenapa harus jadi korban kebiadaban seperti ini?” ujar Yusuf dengan suara bergetar saat ditemui di rumah duka, Selasa (19/2/2025).

Sejak korban dinyatakan hilang, keluarga sudah berusaha mencari ke berbagai tempat. Namun, mereka tak pernah menyangka bahwa pencarian itu akan berujung pada kabar memilukan. Saat pihak kepolisian menghubungi untuk mengonfirmasi identitas korban, Yusuf mengaku dunia seakan runtuh.

“Kami hanya ingin keadilan. Jangan sampai ada keluarga lain yang mengalami kepedihan seperti kami. Pelaku harus dihukum seberat-beratnya. Karena perbuatannya sangat keji,” tegasnya.

Yusuf juga berharap pihak kepolisian bisa segera mengungkap motif di balik pembunuhan sadis ini dan memastikan semua pelaku yang terlibat mendapatkan hukuman setimpal.

“Kami percaya polisi akan bekerja dengan maksimal. Tapi kami juga akan terus mengawal kasus ini agar tidak ada celah bagi pelaku untuk lolos dari hukum,” tambahnya.

Yusuf juga sudah dihubungi oleh polisi bahwa salah satu terduga pelaku berinisal E sudah tertangkap. Menurutnya, sebelum menghabisi AS, terduga pelaku sempat berkelahi dengan korban.

Sebelumnya, warga dikejutkan dengan penemuan sesosok mayat laki-laki tanpa kepala di saluran irigasi persawahan Desa Dukuharum, Kecamatan Megaluh, pada Rabu (12/2/2025). Bagian kepala korban baru ditemukan sore harinya di tepi sungai Desa Pesantren, Kecamatan Tembelang, yang berjarak sekitar lima kilometer dari lokasi awal penemuan jasad

Kini, keluarga korban masih berusaha mengikhlaskan kepergian orang tercinta mereka, meski luka yang ditinggalkan begitu mendalam. Mereka hanya berharap keadilan bisa ditegakkan, agar tragedi serupa tidak terulang lagi di masa depan. [suf]