Jakarta, CNN Indonesia — Mahkamah Konstitusi (MK) diminta tetap kompak memilih pengganti Anwar Usman sebagai ketua usai dinyatakan melanggar etik berat terkait konflik kepentingan soal batas usia capres-cawapres.
Hal tersebut disampaikan oleh mantan Ketua MK Hamdan Zoelva usai menggelar pertemuan dengan eks anggota MK lainnya seperti Harjono, Achmad Sodiki, Aswanto, Maria Anna Samiyati, Maruarar Siahaan, dan I Dewa Gede Palguna.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Tadi diberikan deadline 2×24 jam (menentukan Ketua MK pengganti Anwar Usman). Harapan kami semua seluruh hakim konstitusi dengan bersamaan dan kompak,” ujarnya dalam konferensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (7/11).
Hamdan berharap, meskipun Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) menjatuhkan sanksi etik terhadap seluruh Hakim MK, mereka tetap dapat sejalan untuk memilih pengganti Anwar Usman.
Ia menilai pemilihan sosok pengganti Anwar Usman menjadi penting guna memperbaiki citra MK yang dinilai telah jatuh usai MKMK menyebut banyak pelanggaran etik terkait putusan batas usia capres-cawapres.
“Kami berharap betul proses dilakukan sebaik-baiknya tentu dengan penuh kebersamaan hilangkan perbedaan yang ada. Untuk memperbaiki kepercayaan publik kepada MK pada saat sekarang ini,” ucapnya.
Sebelumnya, MKMK menjatuhkan putusan terhadap beberapa laporan dugaan pelanggaran etik hakim konstitusi.
Salah satunya, MKMK menyatakan hakim Anwar Usman terbukti melanggar etik berat terkait konflik kepentingan dalam putusan MK soal syarat minimal usia capres-cawapres.
Ketua MKMK Jimly Ashhiddiqie dalam amar putusan menjatuhkan sanksi pemberhentian Anwar Usman dari jabatan ketua MK.
“Menjatuhkan sanksi pemberhentian dari jabatan ketua MK kepada hakim terlapor,” kata Jimly.
MKMK memerintahkan Wakil Ketua MK Saldi Isra untuk menggelar pemilihan pengganti Anwar Usman dalam waktu 2×24 jam. Anwar dilarang mencalonkan maupun dicalonkan dalam pemilihan tersebut. (tfq/pmg)
[Gambas:Video CNN]
