Surabaya (beritajatim.com) – Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), Ubaidillah Amin atau Gus Ubaid, mendesak pemerintah untuk segera membeli tebu hasil panen rakyat yang kini menumpuk tanpa kepastian pembelian. Desakan ini ditujukan kepada Danantara, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan yang dinilai lamban merespons kondisi petani.
“Kasihan petani tebu. Tanaman tebunya yang sudah satu tahun ditanam, ditunggu-tunggu saat ini waktunya panen tidak laku dan tidak dibeli oleh pemerintah. Sudah hampir tiga bulan ini petani tebu menunggu kepastian. Kami berharap pemerintah jeli akan hal ini, bukan malah mengimpor gula rafinasi dengan regulasi yang tidak jelas di saat petani tebu panen raya,” tegas Gus Ubaid, Kamis (4/9/2025).
Ia menyebut pemerintah melalui Danantara hanya menyiapkan Rp1,5 triliun untuk membeli gula milik petani. Padahal, angka tersebut jauh dari kebutuhan riil di lapangan. “Kebetulan kami dibesarkan oleh orang tua kami dari hasil bertani tebunya selama ini. Danantara hanya menyiapkan Rp 1,5 triliun untuk membeli gula milik petani,” imbuhnya.
Menurut Gus Ubaid, pemerintah sebenarnya sudah menugaskan dua perusahaan, ID Food dan SGN, untuk menampung hasil panen tebu rakyat. SGN yang terdiri dari 36 pabrik gula diperkirakan memiliki stok rata-rata 10 ribu ton di tiap gudang. Dengan harga dasar gula dari pemerintah Rp14.500 per kilogram, satu pabrik membutuhkan Rp145 miliar untuk menyerap hasil panen.
“Rp 145 miliar dikalikan 36 pabrik, membutuhkan kisaran Rp5 triliun. Pada praktiknya, Rp1,5 triliun yang dijanjikan pemerintah saja tidak realisasi hingga hari ini. Kami cuman mengingatkan kepada pemerintah jika doa petani itu Insya Allah mustajab atau dikabulkan oleh Allah,” pungkasnya. [tok/beq]
