GoTo Diisukan Merger dengan Grab, Ekonom: Harusnya Tidak Diperbolehkan, karena…

12 February 2024, 9:17

TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom sekaligus Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menanggapi soal isu merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab Holdings Ltd. (GRAB). Beberapa hari ini, kedua perusahaan itu dikabarkan membuka kembali potensi merger dengan kapitalisasi pasar diperkirakan menembus lebih dari Rp 3 triliun. “Dengan pangsa pasar yang besar, lebih dari 80 persen dikuasai oleh Gojek-Grab di Indonesia, maka merger ini bisa menghasilkan pemain tunggal dominan,” ujar Nailul kepada Tempo, dikutip Senin, 12 Februari 2024.Menurut dia, seharusnya tidak diperbolehkan untuk merger antara Gojek dan Grab. Hal ini karena pada jangka waktu tertentu, konsumen akan menjadi pihak yang dirugikan. “Mereka bisa jadi price setter, konsumen tidak punya kekuatan lagi,” tuturnya.Nailul menjelaskan, pasar yang terbentuk di angkutan sewa khusus ini memang duopoli dengan penguasaan pangsa pasar yang didominasi oleh Gojek-Grab. Perusahaan lain seperti Maxim dan Indriver, ataupun Uber, disebut bisa masuk namun belum tentu bisa bersaing. “Kekuatan utama Gojek-Grab ini kan di strategi bakar uang yang memang besar sekali, promo dan sebagainya dilakukan secara terus menerus,” kata dia. Nailul menyebut persaingan di antara keduanya memang relatif ketat.Selanjutnya: Nailul pun merasa bahwa isu ini kembali mencuat setelah….

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi