Bisnis.com, JAKARTA – Geng ransomware Clop, yang dikenal dengan serangan siber berskala besar, mengklaim telah membobol data dari sedikitnya 66 perusahaan.
Serangan ini dilakukan dengan mengeksploitasi celah pada alat transfer file yang banyak digunakan, yang dibuat oleh perusahaan perangkat lunak Cleo Software.
Melansir dari Techcrunch, Rabu (25/12/2024) Clop mencantumkan sebagian nama perusahaan yang terkena dampak di situs web gelap atau dark web miliknya. Pihak TechCrunch telah mencoba mengakses sebagian data tersebut, namun geng tersebut belum memberikan tanggapan terhadap permintaan komentar.
Geng cybercriminal ini mengatakan bahwa mereka berencana untuk merilis lebih banyak nama perusahaan yang diretas dalam waktu dekat. Perilisian ini bertujuan untuk memaksa para korban untuk membayar uang tebusan agar file-file sensitif mereka yang dicuri tidak dipublikasikan.
Serangan ini adalah bagian dari serangkaian peretasan massal yang dilakukan oleh Clop, yang telah menargetkan alat transfer file sebelumnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, geng ini juga bertanggung jawab atas peretasan yang menargetkan perusahaan-perusahaan besar yang mengandalkan sistem serupa, termasuk Accellion, GoAnywhere, dan MOVEit.
Clop dikenal dengan kemampuannya mengeksploitasi celah di alat transfer file untuk mengakses data yang sering kali bersifat sangat sensitif. Serangan-serangan ini menunjukkan betapa rentannya infrastruktur teknologi perusahaan terhadap ancaman dunia maya yang terus berkembang.
Banyak perusahaan yang terlibat dalam serangan ini kemungkinan akan menghadapi tekanan besar, baik dalam hal reputasi maupun potensi dampak finansial.
Sebab, data-data yang dibobol oleh Clop biasanya mencakup informasi pribadi, keuangan, dan rahasia dagang yang sangat berharga.