Jakarta, CNBC Indonesia – Kapal raksasa berbendera Iran dilaporkan wara-wiri di Laut Natuna RI. Ini ternyata terkait aktivitas ilegal pengiriman minyak.
Bahkan RI menyita kapal tanker itu Selasa. Diduga, kapal tersebut terlibat dalam pengiriman minyak mentah ilegal senilai Rp 4,6 triliun.
Dalam keterangannya dikutip CNBC Indonesia Rabu (12/7/2023), Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) mengatakan Very Large Crude Carrier (VLCC), MT Arman 114, membawa 272.569 metrik ton minyak mentah senilai Rp 4,6 triliun. Kapal itu disinyalir akan mentransfer minyak ke kapal-ke-kapal dengan MT S Tinos berbendera Kamerun, Jumat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Awalnya, kedua supertanker itu mencoba melarikan diri. Pihak berwenang kemudian memutuskan untuk memfokuskan pengejaran mereka pada MT Arman, dibantu Malaysia saat kapal tersebut berlayar ke perairan Negeri Jiran.
MT Arman juga diduga melanggar peraturan maritim lainnya. Termasuk memanipulasi sistem identifikasi otomatis (AIS).
“MT Arman memalsukan AIS mereka untuk menunjukkan bahwa posisinya di Laut Merah tetapi kenyataannya ada di sini. Jadi sepertinya mereka sudah memiliki niat jahat,” kata Kepala Bakamla Aan Kurnia dikutip dari Reuters.
Adapun, MT S Tinos seharusnya sudah dibongkar pada 2018. Aan berjanji penjaga pantai Indonesia, dengan bantuan pihak berwenang lainnya, akan memperkuat patroli di perairannya.
“Kita harus tegas, tangguh. Harus ada efek jera agar tidak terulang lagi,” kata Aan.
Pada 2021, Indonesia menyita kapal berbendera Iran dan Panama karena tuduhan serupa. Kapten kedua kapal tersebut kemudian menjalani masa percobaan dua tahun oleh pengadilan Indonesia.
Adapun, dalam analasis Reuters awal tahun ini, armada “bayangan” berisi kapal tanker yang membawa minyak dari Iran, Rusia, dan Venezuela yang dikenai sanksi. Kemudian memindahkan kargo mereka di Selat Singapura untuk menghindari deteksi.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Video: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak 1,16 Juta Barel Per Hari
(sef/sef)
