Freeport Terima Izin Ekspor Tembaga 2,3 Juta Ton Sampai Juni

27 March 2023, 18:49

Jakarta, CNBC Indonesia – PT Freeport Indonesia sudah mendapatkan rekomendasi ekspor konsentrat tembaga baru dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Freeport mengantongi rekomendasi izin ekspor konsentrat tembaga sebanyak 2,3 juta ton selama Maret sampai Juni 2023.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Kita sudah dapat rekomendasi ekspor dari ESDM, rekomendasi ekspornya sudah diberikan, jumlahnya 2,3 juta ton sesuai RKAB yang sudah disetujui,” ungkap Tony saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (27/3/2023).
Tony menyebut, rekomendasi ekspor yang diberikan ESDM untuk PTFI berlaku hanya sampai 10 Juni 2023. Setelah itu, Tony belum bisa memastikan bagaimana kelanjutan ekspor tembaga perusahaan.
“Iya. Jangka waktunya sampai 10 juni 2023,” tambahnya.
Sebelumnya, PT Freeport Indonesia menyatakan bakal mengekspor konsentrat tembaga sebesar 2,3 juta ton pada tahun ini. Hal tersebut menyusul Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) yang telah disetujui oleh Kementerian ESDM.
Sedangkan, berdasarkan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang didapatkan pada 21 Desember 2018 lalu, PTFI seharusnya merampungkan pembangunan proyek smelter tembaga selama lima tahun sejak IUPK diberikan yaitu hingga 21 Desember 2023.
Namun, karena adanya pandemi Covid-19 yang berdampak pada pengerjaan proyek, perusahaan akhirnya mengajukan perubahan kurva-S kepada Kementerian ESDM. Adapun, hingga Januari secara kumulatif kemajuan fisik proyek smelter telah mencapai 54% atau melampaui rencana kurva-S yang telah disetujui pemerintah sebelumnya 52,9%.
Adapun, konstruksi fisik dari proyek smelter ini diperkirakan akan tuntas pada akhir 2023. Setelah itu, selanjutnya akan dilakukan pre-commissioning dan commissioning, sehingga pada Mei 2024 mendatang diperkirakan sudah bisa mulai beroperasi.
Seperti diketahui, proyek smelter senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 45 triliun ini akan mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun menjadi 600 ribu ton katoda tembaga per tahunnya.
Selain itu, smelter ini juga akan menghasilkan 35-50 ton emas dan 100-150 ton perak per tahun.

Hingga 2022, Freeport sudah menghabiskan biaya senilai US$ 1,6 miliar atau setara dengan Rp 24 triliun (asumsi kurs Rp 15.029 per US$).
Proyek smelter di JIIPE Gresik ini merupakan smelter kedua yang akan dimiliki Freeport.
Saat ini PTFI juga telah memiliki satu smelter yang telah beroperasi – juga berlokasi di Gresik. Perusahaan bekerja sama dengan Mitsubishi membentuk PT Smelting. PT Smelting yang telah dibangun sejak 1996 lalu memproduksikan 300 ribu ton katoda tembaga dari hasil olahan sekitar 1 juta ton konsentrat tembaga per tahunnya.
Adapun kepemilikan saham PTFI di PT Smelting saat ini baru sebesar 40%. Namun demikian, perusahaan berencana untuk menambah kepemilikan saham menjadi 66%.
Penambahan saham ini karena PT Smelting kini juga dalam proses ekspansi atau peningkatan kapasitas. Adapun peningkatan kapasitas di smelter yang telah ada tersebut direncanakan akan naik 30% atau sekitar 300 ribu ton konsentrat per tahun.
Dengan demikian, kapasitas pengolahan konsentrat tembaga PT Smelting akan naik menjadi 1,3 juta ton dari saat ini 1 juta ton per tahun.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Di Ujung Jabatan, Jokowi Bawa RI Punya Pabrik Tembaga Raksasa

(wia)

Partai

Institusi

BUMN

NGO

Organisasi

Kab/Kota

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi