Forum Rektor Sampaikan Unek-unek kepada Jokowi, Singgung Program Kampus Merdeka

18 January 2024, 13:06

TEMPO.CO, Jakarta – Ketua Forum Rektor Indonesia (FRI) periode 2022-2023 Mohammad Nasih mengatakan implementasi Kampus Merdeka saat ini masih kurang optimal. Menurutnya, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menjadi salah satu bagian penting dari prinsip keberlanjutan yang akan terus dikembangkan. Namun, kata dia, saat ini, ada sejumlah persoalan yang muncul di perguruan tinggi. Dilansir dari situs Unesa, Nasih berharap agar program ini tak berhenti pada Merdeka Belajar saja, tetapi perlu diteruskan sampai ke Kampus Merdeka. “Kampus Merdeka ini agak masih kurang, karena terus terang kami dihantui banyak hal. Menurut saya kemerdekaan kampus merupakan hal yang mutlak untuk bisa berkreasi dan berinovasi,” ujarnya dalam agenda tahunan FRI pada Senin, 15 Januari lalu di Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang dihadiri Presiden Joko Widodo.Di hadapan Presiden Joko Widodo, Rektor Universitas Airlangga itu membongkar unek-unek sejumlah kampus yang mengalami pengalaman kurang baik. Ada kampus yang “dilirik” kejaksaan, komisi pemberantasan korupsi, hingga badan pengawas keuangan karena penjualan produk inovasinya. Selain itu, banyak perguruan tinggi swasta yang dikejar pajak dan lain sebagainya, padahal pendapatan kampus dan dosennya tidak seberapa.”Sekali lagi ini kekhawatiran kami yang mengurangi rasa merdeka kami untuk terus memberikan kemerdekaan belajar kepada mahasiswa,” tuturnya di hadapan Presiden Jokowi serta jajaran Menteri Kabinet Indonesia Maju.Nasih menambahkan, dukungan pemerintah pusat dan daerah kepada kampus bersifat penting bagi FRI. Dengan begitu, FRI dapat menyokong penyiapan sumber daya manusia (SDM) Indonesia maju yang dipercepat dari 2045 menjadi 2034. Menurutnya, jalan menuju Indonesia maju sangatlah terjal. Salah satu kuncinya ada pada insan Indonesia yang sehat, terdidik, serta terlatih dan fokus pada dunia pendidikan.Sekolah dan perguruan tinggi harus terus diperkuat salah satunya lewat bantuan anggaran termasuk untuk beasiswa mahasiswa, riset dan yang tidak kalah penting untuk memperkuat iklim yang mendukung kreativitas dan inovasi bagi lembaga pendidikan.Tantangan dinamika globalIklan

Ketua FRI periode 2024-2025 Nurhasan menyatakan bahwa Indonesia ke depan akan berhadapan dengan tantangan dinamika global. “Karena itu, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, kita perlu memperkuat sinergi lewat forum ini untuk menyiapkan SDM dan talenta unggul dalam mengarungi persaingan global yang makin tak menentu,” katanya.Rektor Unesa itu menegaskan keseriusannya untuk melanjutkan program pengurus FRI sebelumnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Ia ingin agar FRI menjadi rumah besar yang menaungi seluruh perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia. Tak hanya itu, ia juga bertekad menjadikan FRI sebagai lokomotif utama penyiapan SDM tangguh dan penguatan inovasi, menuju bangsa yang berdaya saing.Menurutnya ada tiga poin yang diperlukan untuk memperkuat peran FRI. Mulai dari komitmen, kerja sama, hingga kepedulian. Tiga hal ini menjadi poin utama dalam menjamin keberlangsungan, kemajuan dan daya saing FRI. “FRI ke depan bisa terus memperkuat kontribusinya dan selalu hadir untuk memberikan solusi atas berbagai tantangan dan permasalahan dalam mewujudkan Indonesia maju 2045.”Pilihan Editor: Wacana Dana LPDP Disetop, Ini Kata Kemendikbud

Partai

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi