Fenomena Baru di China, Ramai Anak Muda Borong Biji Emas

19 March 2024, 6:40

Jakarta, CNBC Indonesia – Fenomena baru terjadi di China. Di mana ramai-ramai anak muda negara tersebut memborong biji emas.
Ini terjadi di tengah deflasi, yang memburuk dalam 15 tahun terakhir di negeri itu. Diketahui pasar saham bergejolak belum lagi suku bunga terlalu rendah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Mengutip TBSNews dan Strait Times yang melansir Bloomberg, setidaknya ini dilakukan Tina Hong (18). Ia menempatkan keamanan finansialnya ke emas.
Dengan berat masing-masing hanya satu gram, biji emas semakin dipandang sebagai investasi teraman bagi generasi muda China di era ketidakpastian ekonomi. Hal ini merupakan bagian dari tren konsumen yang lebih besar terhadap semua jenis emas, mulai dari emas batangan hingga perhiasan, yang telah melanda negeri itu.
“Tidak mungkin kehilangan uang karena membeli emas,” tegas Hong membenarkan tindakannya, dikutip Selasa (19/3/2024).
Ia mengatakan pembelian telah ia lakukan sejak Januari. Menurutnya, dibanding jenis emas lain, bijih emas relatif murag seharga 600 yuan (sekitar Rp 1,3 juta) per gram.Ia mengatakan telah memiliki dua gram lebih. Di mana dirinya mengatakan akan terus membeli selama harga lebih murah dibanding harga emas internasional.
Sebenarnya apa yang dilakukan Hong juga tercatat di laporan tren perhiasan China 2023, yang diterbitkan Chow Tai Fook Jewellery Group. Biji emas, yang biasanya dikemas dan masuk ke dalam toples kaca, sudah menjadi salah satu barang terlaris baru di toko-toko perhiasan China.
“Konsumen Generasi Z kini menjadi konsumen utama aksesori emas di negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia,” tulis laporan itu lagi mengaitkan ke tingginya pengangguran kaum muda dan merosotnya negara ini ke dalam deflasi.
Ini pun terlihat di media sosial (medsos) China, Weibo. Tagar “Mengapa Kaum Muda Ingin Membeli Emas” kini viral dan memperoleh 91 juta hits.
Diskusi mengenai “nilai abadi emas” juga mendominasi situs media sosial. Salah satu postingan populer menyatakan bahwa “membeli emas dapat menghindari masalah”.
“Kaum muda telah melewatkan (gaya) konsumsi yang menyenangkan dan malah beralih membeli perhiasan bergaya aset seperti biji emas untuk perhiasan dan investasi,” kata direktur pelaksana di konsultan Metals Focus Ltd yang berbasis di London, Nikos Kavalis, menjelaskan fenomen ini.
Namun diingatkannya lagi terkadang tidak masuk akal untuk berinvestasi pada biji emas atau barang emas lainnya karena harganya sering kali 10 hingga 30% lebih tinggi dibandingkan harga spot komoditas tersebut. Investor akan lebih terlayani dengan memarkir uangnya di dana yang diperdagangkan di bursa emas.
“Ada bahaya bagi konsumen biji emas dan benda-benda emas lainnya yang tidak memiliki pengetahuan tentang perbedaan antara emas asli dan palsu,” kata para ahli lain.
Mengutip laporan World Gold Council, 3/4 konsumen emas kini memang diprediksi berusia 25-35 tahun. Banyak yang percaya emas memiliki risiko rendah apalagi di tengah rekor yang pernah terjadi Desember 2023.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Video: Dini Hari, China Diguncang Gempa Magnitudo 7,0

(sef/sef)

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi