Tel Aviv –
Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Moshe Yaalon, menyatakan militer negaranya sendiri telah melakukan kejahatan perang dan praktik “pembersihan etnis” di wilayah Jalur Gaza. Tuduhan ini menuai reaksi keras di kalangan pemerintahan dan politisi Israel.
Yaalon, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (2/12/2024), mengatakan kepada media lokal Israel bahwa kelompok garis keras dalam kabinet sayap kanan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berupaya mengusir warga Palestina di Jalur Gaza bagian utara dan ingin membangun kembali permukiman Yahudi di sana.
“Saya terpaksa memperingatkan tentang apa yang terjadi di sana dan apa yang disembunyikan dari kami. Pada akhirnya, kejahatan perang sedang dilakukan,” ucap Yaalon saat berbicara kepada televisi lokal Israel, Kan, pada Minggu (1/12) waktu setempat.
Yaalon yang kini berusia 74 tahun merupakan mantan Kepala Staf Militer Israel yang berhaluan keras. Dia menjabat sebagai panglima militer Israel antara tahun 2002 hingga tahun 2005 lalu, tepat sebelum penarikan sepihak pasukan Tel Aviv dari Jalur Gaza.
Yaalon kemudian menjabat sebagai Menhan Israel periode tahun 2013-2016 dan sempat menjabat Wakil PM Israel, sebelum mengundurkan diri pada tahun 2016 karena perbedaan pendapat dengan Netanyahu yang saat itu menjabat PM. Sejak mengundurkan diri, Yaalon menjadi pengkritik keras untuk Netanyahu.
“Ruas jalanan yang kita lalui adalah penaklukan, aneksasi, dan pembersihan etnis,” ucap Yaalon dalam wawancara dengan televisi swasta Democrat TV pada Sabtu (30/11) waktu setempat.
Ketika ditanya lebih lanjut soal “pembersihan etnis” yang disebutnya, Yaalon menambahkan: “Apa yang terjadi di sana? Tidak ada lagi Beit Lahiya, tidak ada lagi Beit Hanoun, militer melakukan intervensi di Jabalia dan kenyataannya, tanah tersebut dibersihkan dari orang-orang Arab.”
Lihat juga Video ‘Serangan Israel di Tepi Barat Tewaskan 4 Orang’: