Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Finalis Kovablik 2025: Jagoan Tani dan I-Care Dapat Apresiasi Juri

Dua Inovasi Banyuwangi Masuk Finalis Kovablik 2025: Jagoan Tani dan I-Care Dapat Apresiasi Juri

Banyuwangi (beritajatim.com) – Dua inovasi andalan Banyuwangi, Jagoan Tani dan I-Care, berhasil masuk sebagai finalis Top Inovasi Terbaik dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (Kovablik) Tahun 2025 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mempresentasikan kedua inovasi tersebut di hadapan dewan juri, Kamis (27/11/2025).

Presentasi dilakukan di hadapan tim juri yang terdiri dari Guru Besar FISIP Universitas Airlangga, Prof. Dr. Jusuf Irianto; Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Jawa Timur, Dr. Andriyanto, SH, M.Kes; serta Hariatni Novitaari dari kalangan praktisi media.

Sesi presentasi dan wawancara ini menjadi penilaian terakhir sebelum ditetapkan peraih predikat Outstanding Public Service Innovation 2025.

Dalam pemaparannya, Ipuk menerangkan bahwa Jagoan Tani merupakan program inkubasi yang dirancang untuk mendorong anak-anak muda terjun ke sektor pertanian. Setiap tahun, ratusan peserta yang telah memiliki rintisan usaha mengikuti program ini untuk mengembangkan bisnis agribisnis mereka.

“Kami hadirkan sejumlah mentor berpengalaman dari kalangan praktisi hingga akademisi untuk scaling-up bisnis mereka. Kami juga koneksikan mereka dengan perbankan, jaringan dunia usaha, hingga stimulus modal untuk pengembangan usahanya,” ujar Ipuk.

Hingga kini, Jagoan Tani telah melahirkan sekitar 4.000 wirausaha muda di sektor agribisnis. Berbekal pendampingan inkubasi, mereka mampu mengembangkan usaha pertanian secara lebih modern. Program ini bahkan telah menjadi percontohan nasional dan menarik kunjungan dari berbagai daerah.

Selain itu, Ipuk juga menjelaskan inovasi I-Care yang diinisiasi RSUD Blambangan. Program ini memfasilitasi rujukan cepat pasien stroke untuk meningkatkan keberhasilan penanganan pada golden period, yakni sebelum 4,5 jam sejak serangan awal.

Layanan I-Care menggabungkan edukasi, teknologi aplikasi, dan gotong royong masyarakat. Akses layanan dapat dilakukan melalui superApps Smart Kampung. Pasien cukup membuka menu I-Care, melakukan cek mandiri risiko stroke, kemudian memilih ambulans terdekat agar segera menuju rumah sakit.

“Tujuannya, mempercepat pasien tiba di rumah sakit. Dengan penanganan tepat di masa golden period, untuk mengurangi risiko cacat permanen hingga kematian pada penderita,” kata Ipuk.

Inovasi tersebut membawa dampak signifikan. Sepanjang 2024, jumlah pasien stroke yang datang dalam golden period meningkat, sehingga angka kefatalan pasien menurun menjadi 16,18 persen dari sebelumnya 82 persen. Sebanyak 83,82 persen pasien juga dapat kembali produktif.

Berkat keberhasilan ini, sejak 2023 I-Care telah ditetapkan sebagai percontohan nasional untuk layanan terintegrasi kegawatan stroke dan meraih Diamond Status dari World Stroke Organization (WSO) selama 2021–2025, serta Diamond Award dalam Indonesia Health Care Innovation Award 2023.

Mendengar pemaparan tersebut, dewan juri memberikan apresiasi terhadap inovasi Banyuwangi. “Saya sangat appreciate dengan inovasi I-Care. Ini memperkuat upaya kuratif sebagai salah satu fungsi di RS,” jelas Prof. Jusuf. [alr/beq]