Bisnis.com, JAKARTA— Harga laptop diperkirakan naik signifikan pada 2026. Sejumlah produsen PC disebut harus menaikkan harga perangkat baru mereka setidaknya 20%, imbas dari lonjakan biaya komponen, terutama dynamic random access memory (DRAM) yang kian mahal.
Puluhan model laptop baru diprediksi meluncur pada ajang Consumer Electronics Show (CES) Januari mendatang. Namun, perangkat tersebut hampir pasti hadir dengan banderol lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
Dalam beberapa bulan terakhir, harga memori meningkat tajam. Bahkan RAM 32 GB kelas anggaran kini dibanderol lebih dari US$220 atau sekitar Rp3,66 juta, setelah harganya melonjak tiga kali lipat dalam tiga bulan.
Produsen memori TeamGroup memperkirakan kenaikan harga DRAM akan berlanjut sepanjang 2026, tanpa tanda-tanda penurunan hingga setidaknya 2027. Kenaikan ini didorong permintaan tinggi dari perusahaan teknologi besar yang mengembangkan kecerdasan buatan (AI), termasuk OpenAI.
Menurut laporan ZDNet Korea, produsen PC mau tak mau menaikkan harga laptop baru minimal 20% dibandingkan model pendahulu mereka. Lonjakan harga DRAM memang jadi penyebab utama, tetapi biaya komponen lain seperti SSD, prosesor, dan baterai ikut meningkat.
Sumber dari rantai pasok salah satu produsen PC besar mengatakan satu-satunya solusi jangka panjang adalah meningkatkan volume produksi untuk menyesuaikan permintaan yang terus naik. Namun, pembangunan pabrik dan lini produksi baru membutuhkan waktu.
Situasi semakin diperburuk oleh strategi produsen memori yang kini lebih memprioritaskan produk dengan margin keuntungan lebih tinggi, terutama high-bandwidth memory (HBM) untuk chip server yang digunakan perusahaan seperti OpenAI. Akibatnya, kapasitas produksi dialihkan dari DDR5 ke HBM, membuat pasokan memori konsumen semakin langka.
Tren serupa juga terjadi pada SSD. Produsen laptop dilaporkan hanya dapat memesan SSD dalam jumlah terbatas, jauh di bawah kebutuhan untuk memenuhi permintaan pasar tahun depan.
Dengan kondisi tersebut, harga laptop pada 2026 hampir pasti melambung, dan konsumen disarankan untuk mempertimbangkan pembelian lebih awal sebelum kenaikan harga semakin terasa.
