DPUPR Magetan: Penambang Bakal Sediakan Material untuk Pemeliharaan Jalan Tanjungsepreh

DPUPR Magetan: Penambang Bakal Sediakan Material untuk Pemeliharaan Jalan Tanjungsepreh

Magetan (beritajatim.com) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Magetan segera memperbaiki jalan rusak di Desa Tanjungsepreh, Kecamatan Maospati. Kepala DPUPR Magetan, Muhtar Wakid, mengatakan hal tersebut usai aksi unjuk rasa warga pada Rabu (4/6/2025), yang menyoroti kerusakan jalan akibat lalu lintas dump truk bermuatan tanah urug.

Muhtar menegaskan bahwa pemeliharaan infrastruktur jalan, termasuk yang berada di wilayah desa namun berstatus sebagai jalan kabupaten, merupakan tanggung jawab penuh pihaknya. “Apapun penyebab kerusakannya, termasuk karena kegiatan tambang, kami berkewajiban memperbaikinya,” tegasnya.

Sebelum aksi warga terjadi, DPUPR telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan menjalin komunikasi dengan pihak penambang yang turut menggunakan jalan tersebut. Dalam rencana perbaikan, para penambang akan menyuplai material, sementara DPUPR akan menyediakan aspal dan tenaga kerja. “Para penambang akan menyediakan material, sementara kami dari PU akan mengatur pengadaan aspal dan tenaga kerja,” jelas Muhtar.

Proyek perbaikan akan mulai dilaksanakan segera setelah Hari Raya Iduladha. Sebelumnya, jalur ini sempat diperbaiki secara bertahap, namun kerusakan kembali terjadi karena tingginya intensitas kendaraan berat yang melintas di kawasan tersebut. “Kami siap segera melakukan perbaikan begitu Iduladha selesai,” ujar Muhtar.

Menanggapi aspirasi warga mengenai pelebaran jalan, Muhtar menyebut bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan secara instan. Menurutnya, pelebaran membutuhkan proses panjang yang meliputi perencanaan teknis, musyawarah masyarakat, hingga anggaran pembangunan. “Pelebaran jalan harus dirancang secara komprehensif, sebagaimana yang telah kami lakukan pada beberapa ruas jalan kabupaten lain,” ungkapnya.

Muhtar turut menjelaskan bahwa ruas jalan sepanjang kurang lebih tiga kilometer tersebut memiliki nilai strategis karena dilalui banyak kendaraan dan menjadi akses menuju kawasan wisata religi. “Kami juga mempertimbangkan konektivitas dengan jalan negara dalam pengembangan akses ini ke depan,” tutupnya. [kun]