Jember (beritajatim.com) – Muhammad Fawait, calon bupati nomor urut 2, mendapat pertanyaan soal perselingkuhan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) dalam debat antarpasangan calon kepala daerah putaran ketiga, di Hotel Cempaka Hill, Kabupaten Jember, Sabtu (23/11/2024) malam.
Pertanyaan meluncur dari Hendy Siswanto, calon bupati nomor urut 1, dalam sesi tanya jawab antarkandidat. “Saya kutip dari Detik.com, 30 Agustus 2023, Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) menyebutkan, selama empat tahun menerima laporan 172 kasus selingkuh dan masalah rumah tangga ASN,” katanya.
“Ini artinya masalah perselingkuhan menjadi urusan genting dan penting yang harus ditangani seorang pemimpin daerah. Menurut Saudara, bagaimana seharusnya pemimpin daerah bersikap dan menangani kasus-kasus perselingkuhan yang berujung perceraian di kalangan ASN, terutama untuk melindungi anak-anak yang menjadi korban perselingkuhan tersebut dan potensi terjadinya kekerasan dalam rumah tangga?” tanya Hendy.
Fawait menyebut Hendy terlihat senang dengan pertanyaan tersebut. “Saya pikir komitmen kami jelas. Selama kami jadi anggota DPRD Provinsi, tiga kali pemilu, pemilih kami hampir mayoritas adalah emak-emak,” katanya.
Fawait kemudian bercerita soal pembagian baju gamis ke kalangan perempuan. “Bahkan tadi disampaikan terkait masalah gamis, jujur, Pak, yang suka ngasih gamis ke emak-emak adalah saya, Pak. Memang saya ingin mendukung bagaimana emak-emak itu semakin rajin datang ke pengajian,” katanya.
“Filosofi ini sesuai dengan lagu kebangsaan kita, ‘bangunlah jiwanya, bangunlah badannya’. Maka kalau saya dikritik hanya urusan seragam, tidak apa-apa, saya terima, Pak. Saya akan tetap bagaimana emak-emak pengajian akan tetap kami perhatikan. Itu bagian dari komitmen kami terkait masalah kesetaraan gender,” kata Fawait.
Tidak menjawab pertanyaan Hendy, Fawait justru balik bertanya kepada Hendy soal Indeks Pembangunan Gender di Jember sebesar 85,82. “Terendah seluruh Jawa Timur, nomor dua. Ini dibandingkan dengan Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo, kita tertinggal. Harus ada komitmen,” katanya.
“Ke depan saya punya komitmen: kalau cuma diolok-olok, kalau cuma digosipin, senyumin saja, solawatin saja. Fawait! Fawait! Fawait!,” seru Fawait sambil mengacungkan tinjunya ke arah pendukungnya.
Mendengar pernyataan kompetitornya itu, Hendy tersenyum. “Begini ya, di Jember, bukan emak-emak saja. Penduduk Jember besar sekali. Maka pertanyaannya, sebagai kepala daerah, bagaimana menyelesaikan perceraian di ASN. Di ASN banyak persoalan, maka kita harus selesaikan secara komprehensif, bukan hanya di emak-emak saja,” katanya.
Penyelesaian komprehensif itu, menurut Hendy, diukur dengan pengalaman. Ia sudah berkeluarga selama 35 tahun. “Tentunya treatment kepala daerah bagaimana ASN tidak terjadi perceraian. Kita adakan musyawarah yang komprehensif, memberikan pengertian tentang agama, moral, integritas,” katanya.
Menurut Hendy, pemimpin daerah harus berkomitmen menyelesaikan hal tersebut. “Kami siap menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut,” katanya.
Dalam pilkada Jember kali ini, ada dua kontestan. Hendy Siswanto dan Muhammad Balya Firjaun Barlaman, diusung PDI Perjuangan. Muhammad Fawait dan Djoko Susanto diusung dan didukung tujuh partai parlemen dan delapan partai non parlemen. [wir]
